" Jadi mbak akan menikah bulan depan ?" tanyaku memandang wajahnya yang sedari tadi menunduk menatap keramik keramik lantai
tak kudengar suara merdu itu berirama, yang kulihat hanya gerakan tubuh yang mengatakan iya, kutarik nafas dalam-dalam,
" Kenapa mbak ga pernah cerita ke aku ?" tanyaku sambil mengusap buliran air yang sejak tadi membanjiri mataku
"Mbak ga mau ganggu konsentrasi kamu, kamu kan lagi sibuk sibuknya berorganisasi," jawabnya dengan suara terbata-bata
" Itu bukan Alasan !!"
Aku berlari pergi menuju kamarku...
Aku berlari pergi menuju kamarku...
*jedderrr*
Aku membanting daun pintu hingga aku sendiri terkejut karena jeritannya
Kurebahkan tubuhku, pikiranku melayang ntah kemana,
" AKU BENCI HARI INI !!"
4 kata itu menghiasi diaryku untuk hari ini, ku ambil frame foto yang berisi fotoku dan dia, ku buang kedalam lubang sampah, dalam hati bergumam, "aku benci kamu mbak"
Aku selalu berharap hari ini adalah mimpi terburuk bagiku, dan aku ingin segera bangun dari mimpi ini, Rabb, aku tak sanggup...........
Kulihat ruang tipi kosong tak berpenghuni, kurebahkan tubuh ku di sofa empuk itu sambil menekan-nekan remote tipi yang tak jelas arah, semua serasa kosong
Kucoba menuju ruang kerja mbakku dan ternyata nihil, dia tak ada didalam, ada rasa ingin menelponnya, tapi ternyata ego ini begitu kuat merasuk kedalam diriku
2 jam pun berlalu, tidak ada tanda tanda kepulangannya, kulihat hape tak ada tanda tanda kehidupan juga disana,
Kuketuk pintu kamar ka Saidah berharap dia tau dimana mbaknya sekarang
" Ka saidah tau ga mbak Nuri dimana ?" tanyaku dengan tampang cemas
" Tadi katanya mau keluar sebentar sa, telpon aja lah sa," jawab ka saidah dengan mata menahan kantuk
" Kakak mau ga bantu nisa ? pintaku padanya
" Iya apa sa? jawabnya
"Tolong telponin mbak nuri, tanya dia sekarang dimana, kenapa belum pulang jam segini"
Kak saidah pun meraih handpone yang sedari tadi diam tak bergerak diatas meja belajarnya
Tutt Tutt Tuttt "tidak ada jawaban"
Ahh, pikiranku semakin berkecamuk, tak terasa air bening ini kembali menemani malamku, ka saidah mencoba menenangkan ku dan kembali mencoba menelpon mbak nuri, tapi ternyata semua sama.......
Hampir 1 jam lebih ka saidah menemaniku di ruang tipi, dengan mata setengah ngantuk dia tetap menenangkan diriku, dan tiba tiba
tok tok tok
Kami berdua saling berpandangan, dan dengan cepat aku berlari menuju arah suara itu.......
Kulihat sosok yang sedari tadi kutunggu, dengan balutan gamis merah maron kesukaannya dia berdiri tegak dengan mata sembab menemani wajah manisnya
Aku ingin memelukmu, tapi aku marah padamu !!!
Aku mengantar ka saidah kekamarnya dan mengucapkan terimakasih karena telah menemaniku
2 jam pun berlalu, tidak ada tanda tanda kepulangannya, kulihat hape tak ada tanda tanda kehidupan juga disana,
Kuketuk pintu kamar ka Saidah berharap dia tau dimana mbaknya sekarang
" Ka saidah tau ga mbak Nuri dimana ?" tanyaku dengan tampang cemas
" Tadi katanya mau keluar sebentar sa, telpon aja lah sa," jawab ka saidah dengan mata menahan kantuk
" Kakak mau ga bantu nisa ? pintaku padanya
" Iya apa sa? jawabnya
"Tolong telponin mbak nuri, tanya dia sekarang dimana, kenapa belum pulang jam segini"
Kak saidah pun meraih handpone yang sedari tadi diam tak bergerak diatas meja belajarnya
Tutt Tutt Tuttt "tidak ada jawaban"
Ahh, pikiranku semakin berkecamuk, tak terasa air bening ini kembali menemani malamku, ka saidah mencoba menenangkan ku dan kembali mencoba menelpon mbak nuri, tapi ternyata semua sama.......
Hampir 1 jam lebih ka saidah menemaniku di ruang tipi, dengan mata setengah ngantuk dia tetap menenangkan diriku, dan tiba tiba
tok tok tok
Kami berdua saling berpandangan, dan dengan cepat aku berlari menuju arah suara itu.......
Kulihat sosok yang sedari tadi kutunggu, dengan balutan gamis merah maron kesukaannya dia berdiri tegak dengan mata sembab menemani wajah manisnya
Aku ingin memelukmu, tapi aku marah padamu !!!
Aku mengantar ka saidah kekamarnya dan mengucapkan terimakasih karena telah menemaniku
Aku duduk di samping ranjang dan tetap membisu ditengah gemuruhnya hatiku
" Kenapa belum tidur dek? " suaranya memecah keheningan malam itu
" Belum ngantuk" jawabku datar
" Tadi waktu ka saidah telpon, mbak lagi di jalan agak susah untuk angkat telponnya "
aku tetap diam diam dan diam
Mbak Nuri : "Kamu ga tanya mbak darimana ? biasanya kamu paling takut kalo mbak pulang kemaleman" tanyanya sambil duduk mendekatiku
Aku hanya diam dan menunduk menyembunyikan buliran air mata yang ingin meledak keluar...
" Apa masih pantas aku memikirkan keadaanmu lagi ? Sedang kau pun seakan tak menganggapku ada" jawabku ketus
"Astaghfirullah nisa, bukan itu maksud mbak dek, mbak cuma ga mau ganggu kamu karena mbak perhatikan kamu sibuk akhir-akhir ini" jawabnya
" Kan udah nisa bilang, itu bukan alasan, rasanya percuma semua ini, percuma persahabatan 2 tahun lebih ini, semua percuma, bahkan untuk kabar gembira mu pun aku tak bisa ikut andil didalamnya " jawabku sesak
" Nisa, aku udah batalin semuanya, Nisa tadi mbak kerumah ustadz furqon, mbak batalin semuanya rencana pernikahan ini " Jawabnya sambil menunduk
Kulihat raut sedih terukir diwajah indahnya
" Kenapa ?? " tanyaku padanya
" Nisa, aku mengenalmu 2 tahun lebih, waktu yang tidak sebentar bukan ? tapi bukan waktu itu yang mengukur ukhuwah ini indah atau tidak... Nisa,, mbak sudah menganggapmu seperti keluargaku, adik kandungku.. Kamu hadir disaat aku jatuh dan terpuruk, kau bagai peri kecil yang membawa lentera untuk menerangi hariku saat itu, lalu haruskah aku membuat mu sedih dengan semua keinginanku dek ?? aku mencintaimu nisa, jika kau tak suka jika aku menikah hari ini,maka akan ku batalkan semuanya, bahagiaku hadir karena bahagiamu dek" jawabnya sambil sesekali menghapus air mata yang telah jatuh berurai di wajahnya
Mbakk.......... aku menangis dalam dekapnya..
"Bukan nisa tak suka dengan pernikahan ini mbak, nisa sedih kenapa saat bahagia mu justru kudengar dari orang lain, bukan dari mbak, nisa kecewa dengan semua ini," jawabku
Kami berpelukan erat sekali malam itu ditemani dengan buliran-buliran hangat yang tiada henti menetes...
" Mbak siapa ikhwan yang beruntung memetik bunga indah ditaman taman hatimu ?? Tanyaku sambil menyeka air mata
" Dia ka Anwar dek, kamu kenalkan ??" jawab mbak nya sambil menghapus lembut jilbab ku
" Masya Allah, Seneng dengernya mbak, semoga ka anwar bisa jadi Pangeran Payungmu yah mbak,"
" Aamiiin, Dan engkau akan tetap Menjadi Pelangi di Hati mbak dek, Sampai kapanpun "
Kami terhanyut dalam air mata yang semakin membanjiri kami, ini bahagia atau duka yah ?? aku pun bingung mengartikan air mata ini, yang jelas aku bahagia atas bahagiamu juga mbak ^^
Dan Doa pun bercucuran untuk sang Pengantin ^^
" Mbak kamu cantik sekali" Bisikku padanya
Kulihat buliran air mata itu jatuh lagi dari wajah manisnya "Nisaaa..........."
" Ko mbak nangis ??" tanya ku heran
" Mbak bahagia nisa, Bahagiaaaaa sekali" Jawabnya sambil menyeka air matanya
" Nisa juga bahagia atas bahagiamu mbak" Jawabku sambil memeluk nya erat
" Begitu juga dengan mbak dek, Engkau Pelangi Hatiku ....."
Dan kini merpati tak lagi bersama, tak bersama dalam segala aktifitasnya, tak bersama lagi untuk tidur, sudah tak seranjang lagi, yaa karena kini engkau telah memiliki kehidupan yang baru, kehidupan yang engkau idam-idamkan dari dulu,
Aku yakin, kita tak sama dalam menjalani hidup mulai hari ini, Tapi yang ku tau selalu ada Doa Indah nan Suci untukmu Mbak..........
Nisa, 30 Desember 2011
" Kenapa belum tidur dek? " suaranya memecah keheningan malam itu
" Belum ngantuk" jawabku datar
" Tadi waktu ka saidah telpon, mbak lagi di jalan agak susah untuk angkat telponnya "
aku tetap diam diam dan diam
Mbak Nuri : "Kamu ga tanya mbak darimana ? biasanya kamu paling takut kalo mbak pulang kemaleman" tanyanya sambil duduk mendekatiku
Aku hanya diam dan menunduk menyembunyikan buliran air mata yang ingin meledak keluar...
" Apa masih pantas aku memikirkan keadaanmu lagi ? Sedang kau pun seakan tak menganggapku ada" jawabku ketus
"Astaghfirullah nisa, bukan itu maksud mbak dek, mbak cuma ga mau ganggu kamu karena mbak perhatikan kamu sibuk akhir-akhir ini" jawabnya
" Kan udah nisa bilang, itu bukan alasan, rasanya percuma semua ini, percuma persahabatan 2 tahun lebih ini, semua percuma, bahkan untuk kabar gembira mu pun aku tak bisa ikut andil didalamnya " jawabku sesak
" Nisa, aku udah batalin semuanya, Nisa tadi mbak kerumah ustadz furqon, mbak batalin semuanya rencana pernikahan ini " Jawabnya sambil menunduk
Kulihat raut sedih terukir diwajah indahnya
" Kenapa ?? " tanyaku padanya
" Nisa, aku mengenalmu 2 tahun lebih, waktu yang tidak sebentar bukan ? tapi bukan waktu itu yang mengukur ukhuwah ini indah atau tidak... Nisa,, mbak sudah menganggapmu seperti keluargaku, adik kandungku.. Kamu hadir disaat aku jatuh dan terpuruk, kau bagai peri kecil yang membawa lentera untuk menerangi hariku saat itu, lalu haruskah aku membuat mu sedih dengan semua keinginanku dek ?? aku mencintaimu nisa, jika kau tak suka jika aku menikah hari ini,maka akan ku batalkan semuanya, bahagiaku hadir karena bahagiamu dek" jawabnya sambil sesekali menghapus air mata yang telah jatuh berurai di wajahnya
Mbakk.......... aku menangis dalam dekapnya..
"Bukan nisa tak suka dengan pernikahan ini mbak, nisa sedih kenapa saat bahagia mu justru kudengar dari orang lain, bukan dari mbak, nisa kecewa dengan semua ini," jawabku
Kami berpelukan erat sekali malam itu ditemani dengan buliran-buliran hangat yang tiada henti menetes...
" Mbak siapa ikhwan yang beruntung memetik bunga indah ditaman taman hatimu ?? Tanyaku sambil menyeka air mata
" Dia ka Anwar dek, kamu kenalkan ??" jawab mbak nya sambil menghapus lembut jilbab ku
" Masya Allah, Seneng dengernya mbak, semoga ka anwar bisa jadi Pangeran Payungmu yah mbak,"
" Aamiiin, Dan engkau akan tetap Menjadi Pelangi di Hati mbak dek, Sampai kapanpun "
Kami terhanyut dalam air mata yang semakin membanjiri kami, ini bahagia atau duka yah ?? aku pun bingung mengartikan air mata ini, yang jelas aku bahagia atas bahagiamu juga mbak ^^
Janur kuning telah melengkung didepan rumah
Tenda biru juga sudah siap menjadi saksi bahagianya 2 insanPelaminan ungu dan megah menjadi saksi bisu 2 insan dalam keadaan bahagiaKamar tidur berhias bunga bunga nan indah telah siap menampung mempelai dalam peraduan kasih
Ijab Qabul telah terucap..
Janji untuk selalu dan selamanya pun telah terikar
Dua orang menjadi Satu adalah janji yang takkan pernah teringkari
Haram dulu sekarang Halal
Dosa dulu sekarang Pahala
" Barakallahu Laka Wa Baraka Alaika Wa Jama'ah Bainakuma Fi Khaer "
Dan Doa pun bercucuran untuk sang Pengantin ^^
" Mbak kamu cantik sekali" Bisikku padanya
Kulihat buliran air mata itu jatuh lagi dari wajah manisnya "Nisaaa..........."
" Ko mbak nangis ??" tanya ku heran
" Mbak bahagia nisa, Bahagiaaaaa sekali" Jawabnya sambil menyeka air matanya
" Nisa juga bahagia atas bahagiamu mbak" Jawabku sambil memeluk nya erat
" Begitu juga dengan mbak dek, Engkau Pelangi Hatiku ....."
Dan kini merpati tak lagi bersama, tak bersama dalam segala aktifitasnya, tak bersama lagi untuk tidur, sudah tak seranjang lagi, yaa karena kini engkau telah memiliki kehidupan yang baru, kehidupan yang engkau idam-idamkan dari dulu,
Aku yakin, kita tak sama dalam menjalani hidup mulai hari ini, Tapi yang ku tau selalu ada Doa Indah nan Suci untukmu Mbak..........
Nisa, 30 Desember 2011