Saudaraku seperjuangan,
Seorang sahabat pernah ditentang dan dimarahi oleh orangtuanya. Latar belakang tentu karena sahabat tadi ingin thalabul ilmi. Dia tidak ingin melanjutkan kuliah. Betapa marah dan murkanya orangtua sahabat kita.
"Kalau kamu nggak kuliah, mau kerja apa kamu besok ?" itu saja yang diulang-ulang oleh orangtuanya.
Dengan hati pedih sahabat tersebut datang menemui seorang ustadz untuk berkonsultasi. Setelah semua kisah selesai diungkapkan, dengan dihiasi senyum, sang Ustadz memberikan beberapa nasehat, setelah itu ?
"Inilah cita-cita ananda ibu, ananda tidak pernah merasa cemas tentang pekerjaan dimasa yang akan datang. Justru, ananda sedang memiliki impian dan cita-cita. Jika saja ananda beroleh restu dari orangtua untuk belajar agama, ananda akan bersungguh-sungguh. Sepulang dari belajar agama nantinya, ananda akan membuka sebuah pesantren". Ustadz tersebut mencoba menerangkan cara membujuk orangtuanya.
"Sebuah pesantren adalah lapangan kerja yang luas. Sebuah pesantren membutuhkan tenaga dan karyawan yang banyak. Satpam, tukang masak, tukang kebun, bagian kebersihan, pengajar, pengawas dan sekian banyak lagi tenaga yang dibutuhkan. Jadi ananda telah membuka peluang kerja untuk banyak orang", lanjut ustadz tersebut.
Allohu Akbar !
Hati orangtuanya pun luluh. Restu pun resmi diberikan kepada sahabat kita untuk thalabul ilmi.
Kini, ia sedang menikmati hari-hari indah dalam thalabul ilmi. Semoga Alloh melimpahkan istiqomah untuknya dan untuk kita semua.
Duri Kelabu, Ustadz Abu Nashim Mukhtar Hafidzahulloh, hlm. 86
Tidak ada komentar:
Posting Komentar