Al Ustadz Luqman Baabduh hafidzohulloh
1. Bertaqwa Kepada Alloh
Meniatkan bahwa menikah yang ia lakukan adalah ibadah kepada Alloh, salah satu amalan sholih, na'am. Kemudian bagi yang meniatkan itu untuk menjaga kehormatannya.
2. Hendaknya Dia Bermusyawarah
Hendaknya dia bermusyawarah dengan orang-orang yang mungkin untuk diajak musyawarah didalam memilih calon atau bakal istri dan sebaliknya seorang perempuan.
Seorang wanita yang akan menikah hendaknya dia juga bermusyawarah, bertanya tentang calon suaminya, kalau ia seorang yang shalih bermanhaj sunnah, berakhlak dengan akhlak yang mulia maka hal ini mesti dikedepankan, didahulukan, diutamakan dibandingkan dengan seseorang yang tidak berakhlak dengan akhlak sunnah, tidak bermanhaj dengan manhaj sunnah. Barokallahu fiikum.
Berhati-hatilah didalam memilih bakal suami, bakal istri.
Kalu Nabi 'alaissholaatu wassalam mengingatkan kita dan memerintahkan kita untuk memilih kawan dan teman yang baik, baik aqidahnya, baik manhajnya, baik akhlaqnya, baik ibadahnya, lebih-lebih bakal istri atau bakal suami yang mana nantinya istri anda bakal menjadi ibu dari anak-anak anda sebaliknya bakal suami akan menjadi ayah dari anak-anak anda, akan membimbing rumah tangga. Barokallahu fiikum
Dan tidak kalah pentingnya kepada semua yang akan menikah, na'am. . . hendaknya Thalabul Ilmi, belajar ilmu islam, bagaimana membina sebuah rumah tangga, bagaimana mendidik istri, apa hak-hak istri dan apa kewajiban seorang suami terhadap istrinya, sebaliknya kalau ia seorang wanita belajar tentang kewajiban yang Alloh wajibkan terhadap istri untuk suaminya, untuk rumah tangganya, belajar akidah, belajar tauhid, belajar ibadah na'am Barokallahu fiikum ini yang bisa ana sampaikan.
Dan ketika memulai nadzhor atau taaruf lakukan semua dengan sunnah dan cara yang syar'i. Beberapa kali terjadi ketika akan proses taaruf seorang ikhwan atau seorang pria ingin meminang seorang perempuan, terjadi taaruf melalui surat, telepon dan yang semisalnya. Tinggalkan yang seperti itu !
Taaruf dilakukan seperlunya.
Pertama taaruf itu dilakukan melalui kedua orang tua, datang dengan penuh hormat. Barokallahu fiikum.
Kemudian menanyakan kalau dia ingin meminang putri seseorang, tanyakan kepada orang yang kenal bagaimana dia, bagaimana akhlaknya, bagaimana ibadahnya, manhajnya bagaimana, seorang ahli sunnah atau dia senang kepada bid'ah dan hizbiyyah.
Begitu juga bakal istri atau calon istri. Dia menanyakan, taaruf yang baik melalui orang ketiga yang menghubungkan dari orang-orang yang amanah, dari orang-orang yang bisa memegang amanah. Jangan kemudian kita main langsung taaruf antara pria ini dengan wanita tersebut. Nauzhubillah
Berapa banyak terjadi fitnah dipermainkan oleh syaithan.
Itu yang bisa ana sampaikan sebagai nasehat. Barokallahu fiikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar