Waktu
berjalan begitu cepat, 2010 aku mengenal nya dan dia, lalu semua berubah dan
satu persatu hilang. Aa menikah, aku sakit dan patah sedangkan dia ?? dia pergi
bahkan aku kira untuk selamanya.
Hari
ini, tahun 2015 waktu seakan kembali seperti dulu, aku pikir begitu. Dia
kembali lagi hadir di inboks efbe ku, lalu di BBM dan sekarang WA. Dia tidak
berubah, tetap seperti dulu, tetap menyebalkan dan ternyata aku menyukainya. Kami ngobrol
panjang lebar (aku yang selalu bercerita panjang, sedang dia hanya menjawab
“oh, iya, hm dan sudahlah”). Aku yang selalu memulai pembicaraan, dan dia tetap
cuek seperti dulu.
Ternyata
dia ada rencana menikah tahun ini dan sudah memiliki ‘idaman’, akhowat,
bercadar, hafidzoh pula (MasyaAlloh). Dia bilang pengen punya istri yang
hafidzoh !!
Dia
pernah bertanya “apakah aku pernah menangis untuk dirinya “? Aku jawab “tidak”
itu karena aku sendiri lupa moment beberapa tahun lalu ketika kita saling
kenal. Aku tanya balik kedia, apakah dia pernah nangis karena aku ?? dia jawab
“YA ENGGAK LAH” dia itu nyebelin banget !. Aku ingin jawab sekarang pertanyaan
itu, aku sekarang menangis, untuknya, kenapa waktu kita selalu salah ? kenapa
jarak kita juga berjauhan ? kenapa seakan langit kita berbeda ?.
Aku
senang ketika dia bilang bahwa “2 tahun lalu juga dia pernah ‘nemeni’ aku pas
pulang kampung” jujur saja aku lupa !! tapi dia ingat, dia juga ingat nama
adikku.
Dia
juga pernah bertanya “Nisa sudah hapal berapa juz”? dia juga bilang agar aku
rajin menghapal agar bisa menjadi hafidzoh.
Aku
pernah ‘merusak hati’ aa, hati itu begitu suci tanpa noda, tapi ketika aku
mengatakan bahwa hati ini miliknya, hati ini masih ada untukny, hati aa rusak,
dan ternyata takdir tidak bersama kami, aa menikah dan aku patah.
Sekarang
?? haruskah aku merusak hati suci miliknya dan membiarkan aku patah untuk kedua
kalinya ? sekarang dia kembali menghilang, dia hadir hanya beberapa minggu
saja, aku rasa semua akan selesai dan aku kembali patah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar