"Oh no...!"
Bismillahirrahmanirrahim...
"Ukhti, saya ingin mengenalmu lebih dekat. Tulisan-tulisan ukhti distatus selalu membuat saya kagum. Saya selalu berdebar-debar membacanya, sungguh saya bangga telah mengenal ukhti. Mau kan ukhti menjalin ukhuwah dengan saya? dst...dst..."
Sebuah pesan masuk ke inbox, yang buntutnya minta nomor telephone.
Jangan kira panggilan "ukhti", kata ta'aruf, apalagi mengatas namakan ukhuwah itu cukup untuk menggaet seseorang kedalam rayuan mautnya, mengenalkan sejurus tipu daya syaithan. Lalu mengajak wanita untuk ta'arufan padahal ngajak pacaran.
Menggunakan kata-kata bijak, memaparkan dalil-dalil, dan sungguh pandai nampaknya...seringkali hal itu dilakukan untuk menggaet kaum hawa yang memang mudah terjebak dalam rayuan. Hemmm, apalagi jika sang adam nampak sempurna.
Alasannya sih dakwah, tapi bicaranya jauh dari dakwah. Rayuan-rayuan yang dikemas/ bungkus Islami, seperti: "Ukhti, jangan lupa bangun malam, doakan saya, saya juga akan doakan ukhti agar...dst...dst..."
Tak ada hijab, tak ada adab, tak ada rasa malu. Saling merayu, bergembira dengan syaithan. Astaghfirullah.
Mari, perbaiki diri kita dengan sebaik-baiknya perbaikan, tak hanya luarnya saja namun dibelakang masih suka dengan hal-hal maksiat. Meski manusia tak melihat perbuatanmu, tapi yakinlah Allah melihatmu.
Mari, azzamkan diri kita untuk baik dihadapan Allah, bukan hanya karena dilihat manusia kita menjadi baik.
Beranikan diri kita untuk menolak kemaksiatan dalam bentuk apapun, dan jauhkan diri kita dari hal-hal yang merusak akhlak.
Mari, jaga dan pertahankan iffah dan izzah. Apalagi didunia maya yang hanya dirimu dan dirinya yang tahu. Jangan lupakan, Allah selalu memperhatikan setiap gerak-gerik kita, bahkan apa yang terlintas dibenak.
Wallahu a'lam bish shawwab.
NB: Ingatan untuk diri. Ambillah yang baik, buanglah yang buruk.
Tidak bermaksud menyinggung siapapun.
SalamCintaLuarBiasa
Bismillahirrahmanirrahim...
"Ukhti, saya ingin mengenalmu lebih dekat. Tulisan-tulisan ukhti distatus selalu membuat saya kagum. Saya selalu berdebar-debar membacanya, sungguh saya bangga telah mengenal ukhti. Mau kan ukhti menjalin ukhuwah dengan saya? dst...dst..."
Sebuah pesan masuk ke inbox, yang buntutnya minta nomor telephone.
Jangan kira panggilan "ukhti", kata ta'aruf, apalagi mengatas namakan ukhuwah itu cukup untuk menggaet seseorang kedalam rayuan mautnya, mengenalkan sejurus tipu daya syaithan. Lalu mengajak wanita untuk ta'arufan padahal ngajak pacaran.
Menggunakan kata-kata bijak, memaparkan dalil-dalil, dan sungguh pandai nampaknya...seringkali hal itu dilakukan untuk menggaet kaum hawa yang memang mudah terjebak dalam rayuan. Hemmm, apalagi jika sang adam nampak sempurna.
Alasannya sih dakwah, tapi bicaranya jauh dari dakwah. Rayuan-rayuan yang dikemas/ bungkus Islami, seperti: "Ukhti, jangan lupa bangun malam, doakan saya, saya juga akan doakan ukhti agar...dst...dst..."
Tak ada hijab, tak ada adab, tak ada rasa malu. Saling merayu, bergembira dengan syaithan. Astaghfirullah.
Mari, perbaiki diri kita dengan sebaik-baiknya perbaikan, tak hanya luarnya saja namun dibelakang masih suka dengan hal-hal maksiat. Meski manusia tak melihat perbuatanmu, tapi yakinlah Allah melihatmu.
Mari, azzamkan diri kita untuk baik dihadapan Allah, bukan hanya karena dilihat manusia kita menjadi baik.
Beranikan diri kita untuk menolak kemaksiatan dalam bentuk apapun, dan jauhkan diri kita dari hal-hal yang merusak akhlak.
Mari, jaga dan pertahankan iffah dan izzah. Apalagi didunia maya yang hanya dirimu dan dirinya yang tahu. Jangan lupakan, Allah selalu memperhatikan setiap gerak-gerik kita, bahkan apa yang terlintas dibenak.
Wallahu a'lam bish shawwab.
NB: Ingatan untuk diri. Ambillah yang baik, buanglah yang buruk.
Tidak bermaksud menyinggung siapapun.
SalamCintaLuarBiasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar