“Amin amin, kok bisa si teman-temanku pada penasaran sama kamu ??
padahal kamu kan biasa aja, iya sih kalau dari tampang oke lah, sebelas dua
belas lah sama andi arsyil tapi mereka tidak tau aja kalau kamu itu tidurnya
suka ngorok panjang gitu, aku aja ngeri dengernya” aku tersenyum sendiri sambil
berbicara dengan diriku sendiri
“Temen-temanku pada penasaran sama kamu tuh, mereka semua nanyai
kamu” jawabku sambil meneguk minuman yang ada di depan amin
“ahh serius ir ??” jawabnya penasaran sambil memandang kearahku
“Mulai deh GeeR nya keluar” jawabku sambil berjalan kearah dapur.
Amin tetap mengikuti ku dari belakang
“kamu ngapain ngikuti aku ? udah kayak
buntut aja ihh !!” jawabku marah.
“Diantara teman-temanmu itu ada gak seperti kriteria calon istriku
??” Tanya amin penasaran
“E-N-G-G-A-K, Enggak !!!” Jawabku ketus
“Masa’sih diantara mereka gak ada satu orang perempuan pun seperti
yang aku inginkan ir??” jawabnya lagi semakin penasaran
“Memang gak ada ko, semua yang tanya tentang kamu itu rata-rata
tidak berkerudung, ada sih yang berkerudung tapi kerudung yang diputer-puter
dileher gitu, mau kamu ?” jawabku sambil meledeknya
“Kamu ga lupa kan sama kriteria istri idamanku ir ?” Tanyanya
padaku
“Belum ada revisi kan ??” Jawabku bercanda
“Yang itu aja belum dapat” sungutnya padaku
Aku hanya tertawa geli melihat ucapannya.
Pernah sekali aku mengenalkannya dengan sahabatku,ta’aruf hari
pertama berjalan mulus tanpa kendala begitu juga dengan hari kedua, ketiga
hingga satu minggu menjalani ta’aruf tapi setelah seminggu menjalani masa
ta’aruf akhirnya amin memberikan keputusan tidak setelah sore itu akhwat
tersebut membuatkannya satu gelas kopi hangat untuknya. Sangat sepele bukan ?
hanya karena satu gelas kopi hangat. Tapi yah kembali lagi setiap manusia
memang harus memiliki impian, termasuk impian mencari calon istri yang sesuai
dengan keadaan hati.
“Kamu taukan min bahwa tidak ada manusia yang sempurna didunia ini
? tidak semua hal yang kita inginkan bisa kita miliki ??” tanyaku serius
“Iyah pahamlah ir, emang kenapa ? kriteria yang aku buat itu
terlalu sederhana yah ?? jawabnya mulai bercanda
“iya sederhana, saking sederhananya hingga detik ini kamu belum
juga menikah” jawabku dengan tawa khasku
“Iya, makanya kamu buruan dong carikan untukku”
“Kenapa ga cari sendiri ? bukannya teman-teman di kantormu banyak
perempuan ? “ tanyaku lagi
“Iya, memang dikantor itu banyak perempuan, tapi yang sesuai
kriteria tidak ada, mereka rata-rata tidak berkerudung, dan mereka pasti maunya
pacaran, kamu tau kan aku paling anti dengan itu ? jawabnya menyakinkan
“Oke deh, aku akan usahakan untuk sepupu ku yang satu ini”
lagi-lagi aku mencarikan akhwat untuknya !!.
“Hallo... amin, ada kabar baik untukmu” ucapku ketika telepon itu
terangkat
“Kamu itu ya, kebiasaan ga pake salam” jawabnya sok bijak
“Hehehe, Assalamu’alaykum” jawabku
“Wa’alaykumussalam” jawabnya lagi
“Eh, ngomong-ngomong kabar baiknya apa ?” tanyanya penasaran
“Aku udah nemuin akhwat sesuai pesanan mu, pokoknya yang ini
komplit dan T-O-P lah” jawabku sumringah
“Alhamdulillah, Jadi kapan aku bisa lihat dia?” tanyanya penasaran
“Hmm, minggu depan sahabatku itu akan tidur dirumahku, aku akan
coba melobinya agar akhwat itu juga bisa ikut bersamanya dirumahku, oke ga ide
ku ?” jawabku
“Oke deh” jawabnya
***
Semua sesuai rencana, ba’da maghrib Ranti sahabatku datang dengan
akhwat yang aku janjikan dengan amin. Ranti memang sering tidur dirumahku
karena kita sering mengerjakan tugas bareng dan keesokkan harinya bisa pergi liqo bareng, maka tak
jarang kita sering bergantian tidur dirumah siapa. Tapi kali ini Ranti datang
bersama Nana, akhwat yang aku ceritakan dengan amin.
“Ya udah, Ranti, Nana kita
makan malam dulu yuk, ummiku sudah masak banyak untuk kalian” ucapku sambil
mempersilahkan mereka duduk untuk makan bersama.
Disisi lain ternyata amin sudah sampai dirumahku dengan gayanya
yang khas, dengan kemeja dan celana yang sangat rapi, Sempurna !! Aku sengaja
berdiri untuk membuka pintu, karena aku tau yang mengetuk pintu adalah amin, karena sebelum
ini kita sudah sms an.
“Nanti dimeja makan ada dua orang akhwat, nah akhwat yang ku maksud
itu memakai kerudung warna merah maron yah, itu akhwat yang aku ceritakan
padamu tempo hari” ucapku padanya
“Dia bisa membuat kopi hangat yang enak ga ?” tanyanya padaku
“Gak tau, soalnya aku belum pernah minum minuman buatannya, tapi
kata maya dia itu pintar masak jadi yah mungkin dia bisa buat kopi yang enak
menurut kamu” jawabku
Amin masuk kedalam rumah dan segera bergabung dengan kami dimeja
makan, amin juga berkenalan dengan kedua sahabatku, walau saling menunduk tapi
aku yakin amin pasti melirik kearah Nana. Dasar Amin...
Tut... tut...
Satu pesan masuk kedalam handphoneku dan ternyata dari amin.
“Pandangan pertama sangat menyejukkan hati, sepertinya dia jodohku deh, segera kamu
urus yah ir, makasih irna
Aku tersenyum membaca smsnya tanpa membalasnya.
Amin malam itu juga tidur dirumahku. Sebelum ini juga amin memang
sering tidur dirumahku karena jarak kantor tempat ia bekerja lebih dekat dari
rumahku ketimbang harus pulang kerumahnya.
Lelah seharian harus berkutat dengan tugas dikampus membuat kami
bertiga terlelap dalam tidur. Alarmku pun berbunyi sekitar pukul 04.45 tanda
waktu shubuh akan segera tiba, aku membangunkan Maya dan kami berdua terkejut
ternyata Nana tidak ada ditempat dan pintu kamar kami terbuka lebar.
“Nana kemana may ?” tanyaku kepada maya
“Mungkin udah bangun duluan Ir” jawab maya sambil bergegas memakai
kerudung dan kaos kakinya untuk segera turun dari tempat tidur
Tiba-tiba handphoneku
berdering tanda ada pesan masuk dan ternyata dari amin
“Ir, Nana kok tidur di ruang tivi ? tidur dibawah lagi, ada apa ??”
Mataku spontan melotot membaca sms dari amin dan segera aku bangkit
dari tempat tidur dan menuju ruang tivi. Kujumpai sesosok akhwat yang tidak asing
lagi bagiku dan maya “Nanaaa, kenapa tidur disitu ??” aku segera
membangunkannya. Nana terbangun tanpa sadar apa yang sedang terjadi pagi itu.
Baru kuketahui dari maya bahwa nana memang memiliki kebiasaan jelek
yaitu kalau tidur suka pindah tempat tanpa sadar apalagi kalau pintu kamar
tersebut tidak terkunci dia bisa keluar kamar tanpa sadar, nana juga sudah
berusaha untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut tapi belum bisa
dilakukan.
Aku didepan tivi bersama amin dengan mata sama-sama memandang kedepan
tanpa tau apa yang sedang kami lihat.
“Gimana min ??” tanyaku membuka pembicaraan. Amin tidak menjawab
tanyaku, dia masih diam seribu bahasa sambil tetap memandang kearah depan
“Aku tidak habis pikir, ko ada yah orang tidur seperti itu?”
tanyanya kepadaku
“Itu namanya ngelindur min, itu sepertinya bawaan dari diri deh,
bukan penyakit” jawabku sekenanya
“Tapi apa bisa sembuh ? kan ga lucu ketika aku terbangun dari
tidurku tidak kutemui istriku disampingku, eh dianya ada di dapur sedang tidur!!” jawabnya kecewa
“Kalau masalah sembuh, aku tanya deh sama kamu, ngoroknya kamu itu
bisa sembuh ga ? sama aja ngorok sama ngelindur !!! kalau ngorok kamu bisa
hilang, ngelindurnya nana juga pasti bisa hilang !!”Jawabku jengkel
“Aku sebenarnya sudah suka sama Nana ketika melihat kesholehannya,
tapi tiba-tiba rasa itu hilang entah kemana semanjak kejadian semalam pagi”
Jawabnya padaku
“Jadi, lagi-lagi kamu tidak ingin melanjutkan proses ta’aruf
selanjutnya ?” tanyaku
“Bukan aku tidak mau, tapi aku mau menunggu dia sampai ngelindurnya
itu bisa hilang, jika sudah bisa hilang, aku mau ta’arufan sama dia” jawab amin
menunduk
“Ingat ya tidak ada manusia yang sempurna didunia ini” ucapku
kuat-kuat padanya
Amin hanya mengangguk.
Aduh amin... amin... >,<
(diikutsertakan dalam lomba menulis online Pena Indhis tapi ga menang :D)
Khayrunnisa' Ash-shalihah