Kukenal dia 2 tahun lalu tepatnya
ketika aku masih aktif dikampus menjalankan kegiatanku sebagai mahasiswi
jurusan tarbiyah semester akhir.
Tak banyak orang yang mengenalnya
karena dia hanyalah mahasiswi biasa yang datang kuliah hanya untuk belajar
setelah jam kuliahnya selesai dia sudah tak terlihat di dikampus
Tapi, ada yang menarik hatiku untuk mengenalnya lebih dekat, daya tarik dirinya
membuatku ingin mencari tau siapa dia sebenarnya, beberapa kali aku melihatnya
begitu tergesa-gesa menuju mesjid ketika
adzan dikumandangkan, sungguh suatu pemandangan yang hampir tidak pernah aku
lihat selama aku kuliah ditempat ini
Kucoba bertanya kebiro kemahasiswaan untuk lebih mengorek informasi tentang
dirinya minimal namanya dan tempat tinggalnya mungkin.
Dan ternyata namanya adalah Zahra, “Zahra Nabilah nama panjangnya” sebut pak
Reno, staff biro kemahasiswaan di kampus yang sangat ku kenal dekat dan ini
yang membuat aku mudah mengetahui identitas semua mahasiswa yang ingin ku kenal
dan salah satunya adalah Zahra,
***
Hari ini tidak ada jadwal mata
kuliah tapi tetap saja kulangkahkan kakiku menuju kampus, berharap ada sesuatu
yang kudapat di kampus, walaupun hanya gratisan Wifi saja. Sekitar 1 Jam aku terlarut
di dunia maya mencari bahan untuk pengajuan judulku, tiba-tiba kulihat wanita
berjilbab hitam duduk di sebelah kursi ku sambil mengotak-atik handphonenya,
jantungku berdegup kencang, ternyata perempuan berjilbab hitam itu adalah
zahra, kuputar otakku mencari cara agar aku bisa berkenalan dengannya, walau
aku seniornya tapi tetap saja aku gemetar ketika ingin melakukan sebuah
pembicaraan kepada orang yang belum aku kenal sebelumnya.
Kucopot jam yang melingkar di
pergelangan tanganku dan kumasukkan kedalam tas, ku geser sedikit posisi
dudukku sehingga aku lebih dekat dengannya
“ Maaf mbak, jam berapa yah ?? “ tanyaku kepadanya
“ Jam 12.05 mbak “ Jawabnya sambil melihat kearah jam tangannya
“Oh, makasih yah mbak” jawabku
Kami saling terdiam, dan kulihat dia
sibuk dengan handphone di tangannya
“Semester berapa mbak?” tanyaku
membuka pembicaraan
“Semester 4” jawabnya
“Oh, lagi nunggu teman nya yah ?”
tanyaku lagi
“Enggak mbak, saya nunggu waktu
Dzuhur ko” jawabnya sambil senyum
“oia, kita belum kenalan, nama saya
nisa” Ucapku sambil mengulurkan tangan di tambah dengan senyum terindah yang
kumiliki
“saya Zahra” jawabnya sambil mengulurkan tangannya
“saya semester Akhir” celetukku
mencairkan suasana
Dia hanya tersenyum sambil berkata
“berarti saya manggilnya kak nisa”
Aku tertawa sambil bercanda
dengannya, begitulah awal kedekatan kami bermula
AllahuAkbar AllahuAkbar....
Tak terasa adzan mesjid kampus
berkumandang, kami membereskan semua barang-barang kami dan menuju mesjid untuk
melakukan shalat.
Selesai shalat kulihat zahra
mengeluarkan botol berwarna putih dan botol minuman dari dalam tasnya. Aku
mendekatinya seraya bertanya “itu apa Zah ??
“Ini vitaminku kak, soalnya hari ini
sepertinya saya akan pulang sore, penambah stamina” jawabnya sambil memasukkan
butiran-butiran pil itu kedalam mulutnya
“Ohh, “ aku hanya tersenyum
***
Kuhempaskan badanku kekasur sambil
memandangi burung-burung kertas bergelantungan di langit-langit kamarku, tidak
tau apa yang kupikirkan tiba-tiba aku teringat akan Zahra, aku teringat
butiran-butiran pil masuk kemulutnya, “Masa’ Vitamin sebanyak itu” desahku
dalam hati
“Ya ampunn, aku lupa minta nomor
hapenyaa” Aku berbicara sendiri
Aku berharap bertemu dengannya besok
di kampus
***
“Ukhty, besok kajian di rumah ukhty
lia yah??” ucap salah satu akhwat kepadaku
“Iyah ukh, insya Allah besok ana
datang yah” jawabku
“oke deh, ana duluan yah ukh, udah
telat nii” ucapnya lagi sambil mengulurkan tangannya kepadaku
“Iyah, hati-hati yah” jawabku
Aku berjalan sendiri menuju kelas,
tiba-tiba ada yang menegur ku dari belakang dan suara itu tak asing bagiku
“ehmmm” sapanya
“eh Zahra, Sehat dek ?? jawabku
bersahabat
“Alhamdulillah sehat kak, kakak
gimana ? Tanyanya
“Alhamdulillah, seperti yang zahra
lihat, dari mana ?? tanyaku
“Dari mesjid”Jawabnya
“Dhuha ?? tanyaku penasaran
“he’em, tidak ada pagi yang indah
tanpa dhuha kak”Jawabnya sambil tersenyum
Aku merangkulnya.....
Tak terasa kami semakin akrab dari
hari kehari, aku juga mulai mengajaknya untuk ikut dalam kegiatan rutinku
setiap minggu yaitu halaqoh dan Alhamdulillah dia sangat senang. Bahkan zahra
lebih semangat ketimbang aku, setiap hari ia selalu mengingatkan ku untuk
datang halaqoh, bahkan dia mulai mengajak teman-teman yang lainnya untuk ikut
halaqoh, jadilah lingkaran kecil itu sekarang menjadi besar karena banyak yang
hadir setiap minggunya, “Alhamdulillah”. Pulang halaqoh kami biasanya tidak
langsung pulang, kami mampir dulu ke toko buku, sekedar baca buku atau hunting
buku-buku terbaru.
Aku melihatnya duduk diantara
rak-rak yang berisi tumpukan buku dan pemandangan yang akhir-akhir ini sering
ku lihat. Yaa pemandangan botol obat putih di tambah botol minuman berwarna
hijau cerah.
“Zah, itu vitamin untuk penambah
nafsu makan juga yah ?? Tanyaku
“Lebih dari itu kak” jawabnya sambil
mulai memasukkan butiran-butiran pil kedalam mulutnya
“Maksudnya ?? tanyaku mulai
penasaran
Dia hanya menjawabnya dengan
senyuman. “Ada yang disembunyikan olehnya” bisikku dalam hati
***
“Zah, aku salut dengan sikapmu
ketika kamu mendengar adzan dek, bahkan kakak iri dengan hal tersebut” Ucapku
padanya di suatu siang di sudut perpustakaan kampus
“Itu bukti rasa syukurku padanya
kak, bahwa Dia masih beri aku kesempatan untuk mendengarkan suara indah itu dan
apa yang bisa kuperbuat selain menghadap kepadanya dengan seabrek keluh kesahku
padanya” Jawabnya begitu datar
“Ya, tapi tak banyak orang yang
mampu sepertimu dek, bahkan aku sendiri tidak mampu bersikap seperti itu”
“Ada beberapa faktor yang membuat
orang selalu ingin berbuat pada hari itu juga, mungkin dia takut tidak bisa
melakukan hal itu lagi beberapa jam kedepan”
Aku melihat ketulusan di balik
bening matanya yang indah........
“Ahh Zah, kau penuh dengan
misteri.......”Desahku dalam hati
***
Ga terasa ukhuwah yang terjalin
antara aku dan zahra sampai selama ini sampai akhirnya aku lulus dan keluar
dari kampus tersebut tapi aku berharap ukhuwah ku dengan zahra takkan pernah
putus, banyak hal yang kudapat dari ukhuwah ini
“Barakallahu kakak atas wisudanya”
1 Pesan yang masuk ke handphone ku
dan ternyata itu dari zahra,
“syukron dek, Insya Allah malam Ahad
ada tasyakuran dirumah kakak dek, kakak sangat mengharapkan kehadiranmu”balasku
Tak perlu menunggu waktu yang lama
untuk menunggu balasan dari zahra
“Insya Allah zahra akan datang
kak”Tulisnya
***
Zahra menempati janjinya, dia datang
dengan gamis pink nya, cantik sekali....
Aku mengajaknya untuk menginap satu
malam dirumahku karena malam telah larut dan tidak baik untuk dia pulang
kerumahnya, akhirnya zahra setuju untuk menginap satu malam dirumahku dan tidur
bersamaku
“Tidaklah dikatakan kita bersahabat
dekat, jika belum tidur bersamanya”
Semalaman suntuk kami mengobrol
ngalur-ngidul, dari mulai masalah kuliah, halaqoh, buku sampai tentang
kehidupan pribadi kami.
“Kau tau kak kenapa aku selalu tepat
waktu dalam shalat ?? Dan kau tau kak kenapa aku tidak mau meninggalkan waktu
shalat walau hanya sedetik ??”Tanyanya padaku
“Ada apa denganmu Zah ?? Jawabku
“Ini jawabannya kak” zahra
mengarahkan tangannya tepat di jantungnya “Ini adalah jawaban dari semua
pertanyaan kakak kepadaku, mengenai banyaknya pil-pil yang kukatakan vitamin,
mengenai hal-hal yang kau suka dari ku, inilah jawabannya”
Kulihat mata zahra mulai
berkaca-kaca, aku memeluknya “Katakan ada apa denganmu dek, kakak tidak
mengerti” jawabku
“Aku takut jika aku tidak segera
shalat ketika adzan berkumandang, Allah ga kasih aku waktu lagi untuk
melaksanakannya, aku takut jantung ini berhenti sedang aku tidak dalam keadaan
suci dan aku belum menyambangi rumahNya, aku takut Allah marah padaku atas apa
yang kulakukan ketika aku mendengar panggilan dahsyat itu berkumandang dengan
merdunya, Aku takut tidak ada waktu lagi buat ku” zahra terisak sambil
bersandar di bahuku
“Zah, kamu yang sabar yah”Aku
memeluknya dalam dekapanku
“Dan pil-pil ini kak, ini lebih dari
sekedar vitamin biasa, ini salah satu cara untuk aku tetap bertahan sampai
detik ini, untuk aku bisa menjumpai fajar setiap harinya, untuk aku bertemu
waktu dhuha, waktu tahajjud dan waktu-waktu indah lainnya, inilah yang selama
ini menemaniku kak, kemanapun aku, dia selalu ada dalam saku tas ku”
“Sejak kapan kamu sakit Zah ??”
tanyaku
“Sudah sejak lama kak, seandainya
kakak bisa lihat isi jantung ini, mungkin yang kakak lihat bukan segempal
daging yang berbentuk lagi, tapi penuh dengan besi-besi seperti per memenuhi
setiap ruangnya, Per-per itu lah yang bertugas membantu memompa jantung agar
bisa berfungsi setiap harinya, setiap 3 bulan sekali aku harus check up ke
dokter dan menggantinya dengan yang baru tanpa mengeluarkan yang lama tersebut,
dan kau tau rasanya kak ? sungguh sangat-sangat sakit kak, ketika per-per itu
masuk kedalam jantungku rasanya seperti jantungku di robek dengan besi-besi
yang runcing dan tajam, Allah sangat sayang padaku kak”Ucapnya lirih
***
Kebersamaan malam itu ternyata
adalah kebersamaan terakhir antara aku dan zahra, sudah seminggu ini zahra
tidak ada kabarnya, ku coba menjumpai dikampus tapi hasilnya nihil, dan hari
ini tepatnya seminggu setelah zahra berada di rumahku dan tidur bersamaku,
salah satu temannya memberi kabar bahwa zahra di temukan meninggal dirumahnya.
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.
Kutancap gas kereta ku, mataku
menerawang jauh di selingi dengan derasnya air mataku. Sesampainya dirumah
zahra sudah kulihat banyak orang memenuhi kediamannya dengan balutan duka dan
air mata “Sang Mujahidah Telah Tiada”.
Ku dapat info dari tetangganya bahwa
zahra ditemukan meninggal di kamarnya dengan mukena lengkap dengan kaos kaki
membalut badannya –MasyaAllah Zah- “dihari terakhirmu pun engkau tetap menjaga
dirimu dan menutupnya dengan shalat mu, ya shalat isya malam itu adalah shalat
terakhirmu......
“Zahra, syurga telah menunggu mu,
selamat jalan Zah” desah ku lirih tak tertahankan
***
Banyak hal yang bisa kita petik dari
sosok zahra, dia sosok yang sangat anggun, dengan sikapnya ia mampu bersahabat
dengan siapapun, dengan sapaan lembutnya ia mampu mengajak teman-teman nya
untuk ikut halaqoh, semangat juang dalam islamnya membuat ia sangat terlihat
tangguh, keikhlasannya menerima semua yang ditakdirkan untuknya membuat ia
semakin bersinar bahkan di hari terakhirnya di dunia dan caramu dalam memaknai setiap detik waktu
adalah hal yang harus aku miliki.
-Selamat jalan mujahidah shalihah
ku-