Sabtu, 27 Agustus 2016

Kisah Hijrah : Berawal Dari Facebook, Kutemukan 'Dia'

Bismillah

Waktu itu akhir  2010, setelah saya lulus SMK, saya pindah ikut tante kemedan dengan tujuan untuk bekerja di kota ini. Saya sudah melamar kerja ke salah satu mall besar di Kota Medan tapi tidak ada panggilan sampai akhirnya saya di tawari kerja sama temennya tante untuk jaga warnet dan saya mengiyakan tawaran itu.
Diwarnet itu kami memakai shift, pagi, sore dan malam, pekerja tiga orang dan hanya saya yang perempuan. Karena jarak antara rumah tante dan warnet tidak begitu jauh, saya tidak takut sama sekali.

Saya waktu itu sama seperti anak gadis usia 17 pada umumnya. Tidak berjilbab, rambut dikuncir satu, memakai kaos lengan pendek, celana pendek, kadang-kadang celana jins panjang. Begitu juga ketika kerja di warnet.

8 jam waktu kerja saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya karena jika fokus jaga billing warnet itu sangatlah membosankan. Akhirnya saya membuka akun facebook yang sudah lama saya buat tapi jarang saya gunakan. Setiap hari begitu yang saya jalani, sampai suatu ketika, malam itu tepatnya pukul 2 pagi, kebetulan saya dapat shift malam, dari pukul 01.00-09.0am. Ada beberapa foto hewan qurban lewat di beranda saya dengan caption yang masih saya ingat jelas, begini "Alhamdulillah hari ini pemotongan hewan qurban nya berjalan dengan lancar, semoga semuanya bernilai pahala karenaMu Ya Allah"

Tidak tau kenapa, sontak saja hati ini bergetar membacanya, tiba-tiba pengen nangis dan saya merasakan keadaan yang aneh dalam diri saya malam itu. Akhirnya saya klik nama si empunya foto tersebut dengan nama akun "Muhammad Fadil" orang Makassar. Saya tunggu berhari-hari tapi tidak juga di konfirmasi, kemudian saya beranikan diri untuk mengiriminya pesan melalui inboks facebook.
"Kenapa permintaan pertemanan saya tidak di konfirmasi ?"
Lalu ada balasan dari beliau :
"Afwan, akun ini hanya untuk orang-orang yang saya kenal didunia nyata, silahkan anti add akun kedua ana "El Fadl Umar" afwan"

Langsung saya add akun tersebut dan selalu saya baca apa-apa saja yang terbaru dari akun tersebut. Suatu kali kak fadil (begitu saya memanggilnya sampai saat ini) menshare tulisan dari akun dengan nama Nurani Suara Wahdah, saya membaca catatannya begitu menyentuh hati, sampai-sampai air mata ini selalu menetes setiap membaca catatan yang diterbitkan oleh Nurani. Ternyata Nurani Suara Wahdah ini adalah salah satu radio di makassar yang penyiarnya bernama kak Satrio Herlambang, saya selalu meninggalkan komentar disetiap postingannya dan pernah suatu kali saya mencoba menginboksnya dan ternyata di responnya. Sebagai gadis awwam, bahkan sangat awwam sekali, saya biasa saja ngomong sama beliau, seperti ngomong ke abang sendiri.
"Kak, tolong di tag donk nisa setiap ada catatan"
"Siaran jam berapa kak ?"
"Kak, kirim ke email nisa donk kisah yang ini dan ini"
Saya belum tahu apa itu ikhtilat, lah kok ikhtilat, jilbaban aja belom !

Dari Nurani itulah saya berkenalan dengan akhowat Makassar juga bernama akun "Jelita di gurun sahara" ternyata dia akhowat bercadar, haduh saya semakin bergetar setiap kali chatingan sama kak jelita (begitu saya memanggilnya sampai sekarang) lalu saya berkenalan lagi dengan akun "Zahra Abdurrahman El Mumtazah" lalu semakin banyak saya mengenal akhowat ataupun ummahat Makassar, dari situlah saya ingin sekali ke Makassar, karena saya merasa mempunyai keluarga disana, mereka begitu indah, begitu baik, menuntun saya dengan sabar dan cinta mereka, ahh jadi kangenka sekali kwodong 😁

"Dede sudah berjilbab ?"
"Dipakai saja de, nanti juga terbiasa"
"Semangat ya de, selalu ada doa untuk nisa"

Sejak saat itu saya rajin membaca ilmu-ilmu agama di internet, tentang hukum jilbab terutama, saya langsung ingin memakai nya tapi saya bingung karena satu pun saya tidak punya baju panjang. Segan rasanya jika minta dibelikan sama tante. Jadi saya belum memakainya sampai saat saya kuliah di 2011.

Ketika mau masuk kuliah, saya belanja baju-baju untuk kuliah, disitulah saya membeli baju panjang, rok rok, tidak satupun saya membeli celana. Jilbab, kaos kaki.

Seminggu awal masuk kuliah saya memakai celana panjang dan kemeja panjang menutupi (maaf) pantat dan jilbab masih kecil, jilbab faris yang harga 10ribu waktu itu. Setelah seminggu itu dan seterusnya saya pake rok rok dan rok, bahkan temen-temen saya gak ada yang inget kalau saya pernah memakai celana.

Disitulah saya mulai istiqomah memakai jilbab walau masih kecil. Kemudian saya ikut tarbiyah di KAMMI, seminggu sekali mengikuti liqo', membaca Al-Qur'an, mendengarkan ceramah dari Murobbiah, tanya jawab. Dari liqo' itu lah jilbab saya mulai berubah, mulai panjang sedikit demi sedikit, mau tau caranya ?? Itu jilbab segi empat faris saya pakai sebanyak 3 lembar dengan warna senada karena jilbab itu tipis sekali, sekarang saya menyebutnya 'jilbab saringan tahu' hahaha.

Begitulah ilmu agama, semakin kita kaji, semakin merasa sedikit sekali ilmu kita selama ini.
Akhirnya dengan kemantapan hati dan alasan syar'i saya tinggalkan KAMMI dan taklim di Wahdah Islamiyah Medan. Itu juga organisasi pusatnya ada di Makassar, kebetulan ada Ustadz dan istrinya yang hijrah ke medan untuk dakwah. Saya dan sahabat saya lah orang pertama yang menjadi 'anggotanya'. Kemanapun saya tempuh, seberapapun jauhnya kami datangi hanya untuk bermajelis ilmu dan Alloh lagi-lagi memberi kami hidayah salaf yang murni.

Kami tinggalkan WI dan kami taklim di salaf yang bener-bener salafy
Pakaian saya pun sangat berubah, bahkan sudah hampir bercadar tapi karena kuliah semua itu diurungkan.

Begitulah sedikit kisah hijrah saya sampai benar-benar sampai kejalan ini. Saya selalu yakin jika kita mau membuka hati dan terus mencari, Alloh akan selalu buka kan jalan itu untuk benar-benar sampai ke jalanNya yang BENAR !!

Ya Akhowat, lalu apa yang menghalangi mu sampai saat ini belum berjilbab ? Kalian takut tidak bisa kerja ? Tenang, Alloh Sang Maha Pemberi Rezeki, bagaimana mungkin kita yang bertaqwa di telantarkanNya ? Kau takut tidak dapat jodoh ? Justru Alloh akan memberikanmu jodoh terbaik dengan keadaan dirimu yang juga terbaik.
Haduh bingung, gak punya banyak baju panjang, jilbab dan lainnya ? Pakai saja apa yang ada, In syaa Alloh, selanjutnya Alloh memampukanmu, saya sendiri sudah membuktikan.

Ayuk ukhti, kita ketemu lagi bersama-sama di Syurga Alloh.
Berjilbablah ❤

Khayrunnisa' Ash-shalihah, 27 Agustus 2016

2 komentar:

  1. lagi enak baca ehhh muncul kalimat jilbab saringan tahu kwkwkwkkwkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkwkwk emang saringan tahu,
      Menit tipis pisann, tapi sesuailah sama harga :D 10rebo shay

      Hapus