Minggu, 09 April 2017

1. Doa, Senjata Utama


Ikhwahfillah, Yassarallahu umuurak

Satu hal yang mesti diluruskan adalah doa bukanlah jalan terakhir. Doa justru langkah pertama dan senjata utama. Kita sering mendengar cerita tentang seseorang yang jatuh sakit. Ia berusaha untuk mencari dokter spesialis dan ahli. Berpindah dari satu dokter ke dokter yang lain. Pengobatan alternatif pun menjadi pilihan.

Setelah sekian lama usaha tersebut ? Kesimpulannya ? Tim Medis mengatakan " Hanya menanti keajaiban dari langit ". Doa kepada Alloh lalu menjadi satu-satunya harapan. Semestinya, doa kepada Alloh harus menjadi langkah pertama, sepakat bukan ?

Antum yang sangat berkeinginan untuk thalabul ilmi namun terbentur restu dan izin orang tua, jangan galau dan jangan risau. Bersungguh-sungguhlah didalam doa agar Alloh membuka pintu hati orang tua! Memohonlah dengan sangat kepadaNya. Pilihlah waktu-waktu yang mustajab.

Hadirkan hati dan pikiran. Satukan dengan lisan. Demi Alloh, Dia adalah Zat Yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa HambaNya.

Abu Hurairah berkisah didalam riwayatnya Muslim :

" Dahulu aku membujuk ibuku agar berkenan masuk islam. Saat itu, ibuku masih dalam keadaan musyrik. Suatu hari, aku mengajak beliau untuk masuk islam. Namun justru ibuku mengucapkan kata-kata tentang diri Rasulullah yang tidak aku sukai. Aku pun segera menemui Rasulullah sambil menangis. Aku menyampaikan :

"Wahai Rasulullah, aku selalu membujuk ibuku agar berkenan masuk islam, namun beliau selalu menolak. Suatu hari aku mengajak beliau untuk masuk islam. Namun justru ibuku mengucapkan kata-kata tentang diri Anda yang tidak aku sukai. Maka, tolonglah Anda berdoa kepada Alloh agar Dia berkenan memberikan hidayah untuk ibunya Abu Hurairah."

Rasulullah lalu berdoa : "Allohumma, berikanlah hidayah untuk ibunya Abu Hurairah. "

Kemudian, aku pun pulang dengan membawa bahagia dihati karena doa Rasulullah. Sesampainya dimuka rumah, pintu ternyata terkunci. Ibuku mendengar derap langkah kakiku.

Ibuku bersuara " Wahai Abu Hurairah, tetaplah engkau ditempatmu"

Aku pun mendengar suara gemercik air. Ternyata ibuku mandi lalu menggunakan pakaian dan kerudung penutup wajah. Ibuku lalu membukakan pintu. "

Ikhwahfillah, apa yang terjadi selanjutnya ?

Ibuku membukakan pintu kemudian dengan tenang mengucapkan :
"Wahai Abu Hurairah, Asyhadu an laa ilaaha illallah wa Asyhadu anna Muhammadan Abduhu wa Rasuluhu. "

Aku langsung berbalik untuk menemui Rasulullah. Aku berhasil menemuinya dan aku pun menangis karena berbahagia.

Aku berkata : "Wahai Rasulullah, berbahagialah Anda. Sungguh, Alloh telah mengabulkan doa Anda."

Alloh telah memberikan hidayah untuk ibunya Abu Hurairah.

Rasulullah lalu mengucapkan Tahmid dan pujian kepada Alloh.

Ikhwahfillah, Barokallahu fiik

Alhamdulillah sudah banyak yang berhasil dengan doa. Apakah antum tidak tertarik dengan kiat pertama ini ? Sungguh, kawan-kawan kita kaum muda, telah banyak yang sukses dengan sebab langkah ini. Semula orang tuanya tidak merestui namun doa, ya ikhwah.

Ya, tidak ada yang bisa melebihi doa. Akhirnya restu orang tua pun menggiring langkahnya dalam thalabul ilmi.

Bahkan lebih dari itu, akhirnya, orangtuanya pun tertarik dengan dakwah salaf dan menjadi penyokong utama sang anak didalam medan dakwah. Walhamdulillah.

Sudahkah antum berdoa ? Sungguh-sungguh kah antum didalam berdoa ? Jangan tunda-tunda lagi, berdoalah niscaya Alloh akan melapangkan jalan Thalabul ilmi untuk antum.

Duri Kelabu, Ustadz Abu Nashim Mukhtar Hafidzahullah, hal. 73

Tidak ada komentar:

Posting Komentar