Jumat, 19 Mei 2017

SILSILAH FIKIH PUASA LENGKAP Faedah dari Kitab Manhajus Salikin wa Taudhih al-Fiqhi fid-Din -Kitab ash-Shiyam-, karya Al-Imam Abdurrahman as-Sa’di (12)

Bab 8 : Pembatal-Pembatal Puasa

🔘 Rincian Pembatal Puasa Yang Diperselisihkan

1⃣: Muntah Dengan Sengaja.
🔹Ulama berselisih dalam hal ini:

➡Pendapat pertama, muntah dengan sengaja membatalkan puasa. Ini disebutkan oleh penulis (as-Sa’di), dan ini adalah pendapat jumhur ulama dan Ibnu Hazm. Pendapat ini dipilih Ibnu Taimiyah, ash-Shan’ani, asy-Syaukani, Ibnu Baz, dan Ibnu Utsaimin.

📕“Barangsiapa terpaksa muntah, ia tidak berkewajipan melakukan qadha puasa. Barangsiapa muntah dengan sengaja, hendaklah ia melakukan qadha puasa.” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainya. Hadits ini diperselisihkan oleh ulama tentang kesahihannya)

➡Pendapat kedua, muntah dengan sengaja tidak membatalkan puasa selama tidak ada dari muntahan tersebut yang ditelan kembali secara sengaja. Adapun jika ada dari muntahan itu yang ditelan kembali secara sengaja, ini ertinya ia telah memakan sesuatu yang membatalkan puasa. Ini pendapat Ibnu Mas’ud, ‘Ikrimah, Rabi’ah ar-Ra’yi dan ulama lainnya.

🔹Adapun muntah dengan tidak sengaja, tidak membatalkan puasa tanpa diragukan lagi.

2⃣: Berbekam
🔹Terjadi perbezaan pendapat di kalangan ulama apakah berbekam membatalkan puasa atau tidak:

➡Pendapat pertama, orang yang membekam dan yang dibekam keduanya batal puasanya. Berdasarkan dalil:

📕“Orang yang membekam dan orang yang dibekam batal puasanya.” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah. Disahihkan oleh al-Albani dan al-Wadi’i)

🔹Yang menjadi illat (sebab) sehingga berbekam dianggap sebagai pembatal puasa diperselisihkan oleh ulama:
▫Sebahagian berpendapat berbekam sebagai pembatal puasa adalah kerana perkara ibadah mahdhah (ibadah murni), iaitu semata-mata merupakan ketentuan ibadah yang tidak diketahui illatnya (sebabnya). Jadi orang yang membekam pun tetap batal puasanya meskipun menggunakan alat khusus tanpa bantuan mulut dalam menyedut darah kotor dari tubuh pesakit.
▫Ibnu Taimiyah dan Ibnu Utsaimin berpendapat ini bukan perkara ibadah mahdhah, melainkan perkara yang diketahui illatnya. Sebab batalnya puasa orang dibekam adalah kerana darahnya telah disedut yang mengakibat badannya lemah. Adapun illat batalnya puasa orang yang membekam adalah kerana biasanya ia menyedut darah bekam dengan mulutnya melalui tabung bekam sehingga darah itu boleh jadi tertelan tanpa disedari. (Akan bersambung pendapat kedua)

📂 (Faedah dari Kitab Manhajus Salikin wa Taudhih al-Fiqhi fid-Din -Kitab ash-Shiyam-, karya Al-Imam Abdurrahman as-Sa’di, disyarah al-Ustadz Muhammad as-Sarbini, diterbitkan Oase Media)

Bersambung insyaAllah.

📚 II مجموعة طريق السلف II 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 http://telegram.me/thoriqussalaf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar