Sabtu, 26 Januari 2013

Merpati Tak Lagi Terbang


Kukenal dia 2 tahun lalu tepatnya ketika aku masih aktif dikampus menjalankan kegiatanku sebagai mahasiswi jurusan tarbiyah semester akhir.

Tak banyak orang yang mengenalnya karena dia hanyalah mahasiswi biasa yang datang kuliah hanya untuk belajar setelah jam kuliahnya selesai dia sudah tak terlihat di dikampus

Tapi, ada yang menarik hatiku untuk mengenalnya lebih dekat, daya tarik dirinya membuatku ingin mencari tau siapa dia sebenarnya, beberapa kali aku melihatnya begitu tergesa-gesa menuju  mesjid ketika adzan dikumandangkan, sungguh suatu pemandangan yang hampir tidak pernah aku lihat selama aku kuliah ditempat ini

Kucoba bertanya kebiro kemahasiswaan untuk lebih mengorek informasi tentang dirinya minimal namanya dan tempat tinggalnya mungkin.

Dan ternyata namanya adalah Zahra, “Zahra Nabilah nama panjangnya” sebut pak Reno, staff biro kemahasiswaan di kampus yang sangat ku kenal dekat dan ini yang membuat aku mudah mengetahui identitas semua mahasiswa yang ingin ku kenal dan salah satunya adalah Zahra,

***

Hari ini tidak ada jadwal mata kuliah tapi tetap saja kulangkahkan kakiku menuju kampus, berharap ada sesuatu yang kudapat di kampus, walaupun hanya gratisan Wifi saja. Sekitar 1 Jam aku terlarut di dunia maya mencari bahan untuk pengajuan judulku, tiba-tiba kulihat wanita berjilbab hitam duduk di sebelah kursi ku sambil mengotak-atik handphonenya, jantungku berdegup kencang, ternyata perempuan berjilbab hitam itu adalah zahra, kuputar otakku mencari cara agar aku bisa berkenalan dengannya, walau aku seniornya tapi tetap saja aku gemetar ketika ingin melakukan sebuah pembicaraan kepada orang yang belum aku kenal sebelumnya.

Kucopot jam yang melingkar di pergelangan tanganku dan kumasukkan kedalam tas, ku geser sedikit posisi dudukku sehingga aku lebih dekat dengannya

“ Maaf mbak, jam berapa yah ?? “ tanyaku kepadanya

“ Jam 12.05 mbak “ Jawabnya sambil melihat kearah jam tangannya

“Oh, makasih yah mbak” jawabku

Kami saling terdiam, dan kulihat dia sibuk dengan handphone di tangannya

“Semester berapa mbak?” tanyaku membuka pembicaraan

“Semester 4” jawabnya

“Oh, lagi nunggu teman nya yah ?” tanyaku lagi

“Enggak mbak, saya nunggu waktu Dzuhur ko” jawabnya sambil senyum

“oia, kita belum kenalan, nama saya nisa” Ucapku sambil mengulurkan tangan di tambah dengan senyum terindah yang kumiliki

“saya Zahra” jawabnya sambil mengulurkan tangannya

“saya semester Akhir” celetukku mencairkan suasana

Dia hanya tersenyum sambil berkata “berarti saya manggilnya kak nisa”

Aku tertawa sambil bercanda dengannya, begitulah awal kedekatan kami bermula

AllahuAkbar AllahuAkbar....
Tak terasa adzan mesjid kampus berkumandang, kami membereskan semua barang-barang kami dan menuju mesjid untuk melakukan shalat.

Selesai shalat kulihat zahra mengeluarkan botol berwarna putih dan botol minuman dari dalam tasnya. Aku mendekatinya seraya bertanya “itu apa Zah ??

“Ini vitaminku kak, soalnya hari ini sepertinya saya akan pulang sore, penambah stamina” jawabnya sambil memasukkan butiran-butiran pil itu kedalam mulutnya

“Ohh, “ aku hanya tersenyum

***

Kuhempaskan badanku kekasur sambil memandangi burung-burung kertas bergelantungan di langit-langit kamarku, tidak tau apa yang kupikirkan tiba-tiba aku teringat akan Zahra, aku teringat butiran-butiran pil masuk kemulutnya, “Masa’ Vitamin sebanyak itu” desahku dalam hati
“Ya ampunn, aku lupa minta nomor hapenyaa” Aku berbicara sendiri
Aku berharap bertemu dengannya besok di kampus

***

“Ukhty, besok kajian di rumah ukhty lia yah??” ucap salah satu akhwat kepadaku
“Iyah ukh, insya Allah besok ana datang yah” jawabku
“oke deh, ana duluan yah ukh, udah telat nii” ucapnya lagi sambil mengulurkan tangannya kepadaku
“Iyah, hati-hati yah” jawabku

Aku berjalan sendiri menuju kelas, tiba-tiba ada yang menegur ku dari belakang dan suara itu tak asing bagiku

“ehmmm” sapanya

“eh Zahra, Sehat dek ?? jawabku bersahabat

“Alhamdulillah sehat kak, kakak gimana ? Tanyanya

“Alhamdulillah, seperti yang zahra lihat, dari mana ?? tanyaku

“Dari mesjid”Jawabnya

“Dhuha ?? tanyaku penasaran

“he’em, tidak ada pagi yang indah tanpa dhuha kak”Jawabnya sambil tersenyum
Aku merangkulnya.....

Tak terasa kami semakin akrab dari hari kehari, aku juga mulai mengajaknya untuk ikut dalam kegiatan rutinku setiap minggu yaitu halaqoh dan Alhamdulillah dia sangat senang. Bahkan zahra lebih semangat ketimbang aku, setiap hari ia selalu mengingatkan ku untuk datang halaqoh, bahkan dia mulai mengajak teman-teman yang lainnya untuk ikut halaqoh, jadilah lingkaran kecil itu sekarang menjadi besar karena banyak yang hadir setiap minggunya, “Alhamdulillah”. Pulang halaqoh kami biasanya tidak langsung pulang, kami mampir dulu ke toko buku, sekedar baca buku atau hunting buku-buku terbaru.

Aku melihatnya duduk diantara rak-rak yang berisi tumpukan buku dan pemandangan yang akhir-akhir ini sering ku lihat. Yaa pemandangan botol obat putih di tambah botol minuman berwarna hijau cerah.

“Zah, itu vitamin untuk penambah nafsu makan juga yah ?? Tanyaku
“Lebih dari itu kak” jawabnya sambil mulai memasukkan butiran-butiran pil kedalam mulutnya
“Maksudnya ?? tanyaku mulai penasaran
Dia hanya menjawabnya dengan senyuman. “Ada yang disembunyikan olehnya” bisikku dalam hati

***

“Zah, aku salut dengan sikapmu ketika kamu mendengar adzan dek, bahkan kakak iri dengan hal tersebut” Ucapku padanya di suatu siang di sudut perpustakaan kampus

“Itu bukti rasa syukurku padanya kak, bahwa Dia masih beri aku kesempatan untuk mendengarkan suara indah itu dan apa yang bisa kuperbuat selain menghadap kepadanya dengan seabrek keluh kesahku padanya” Jawabnya begitu datar

“Ya, tapi tak banyak orang yang mampu sepertimu dek, bahkan aku sendiri tidak mampu bersikap seperti itu”

“Ada beberapa faktor yang membuat orang selalu ingin berbuat pada hari itu juga, mungkin dia takut tidak bisa melakukan hal itu lagi beberapa jam kedepan”

Aku melihat ketulusan di balik bening matanya yang indah........

“Ahh Zah, kau penuh dengan misteri.......”Desahku dalam hati

***

Ga terasa ukhuwah yang terjalin antara aku dan zahra sampai selama ini sampai akhirnya aku lulus dan keluar dari kampus tersebut tapi aku berharap ukhuwah ku dengan zahra takkan pernah putus, banyak hal yang kudapat dari ukhuwah ini

“Barakallahu kakak atas wisudanya”
1 Pesan yang masuk ke handphone ku dan ternyata itu dari zahra,

“syukron dek, Insya Allah malam Ahad ada tasyakuran dirumah kakak dek, kakak sangat mengharapkan kehadiranmu”balasku

Tak perlu menunggu waktu yang lama untuk menunggu balasan dari zahra

“Insya Allah zahra akan datang kak”Tulisnya

***

Zahra menempati janjinya, dia datang dengan gamis pink nya, cantik sekali....
Aku mengajaknya untuk menginap satu malam dirumahku karena malam telah larut dan tidak baik untuk dia pulang kerumahnya, akhirnya zahra setuju untuk menginap satu malam dirumahku dan tidur bersamaku

“Tidaklah dikatakan kita bersahabat dekat, jika belum tidur bersamanya”

Semalaman suntuk kami mengobrol ngalur-ngidul, dari mulai masalah kuliah, halaqoh, buku sampai tentang kehidupan pribadi kami.

“Kau tau kak kenapa aku selalu tepat waktu dalam shalat ?? Dan kau tau kak kenapa aku tidak mau meninggalkan waktu shalat walau hanya sedetik ??”Tanyanya padaku

“Ada apa denganmu Zah ?? Jawabku

“Ini jawabannya kak” zahra mengarahkan tangannya tepat di jantungnya “Ini adalah jawaban dari semua pertanyaan kakak kepadaku, mengenai banyaknya pil-pil yang kukatakan vitamin, mengenai hal-hal yang kau suka dari ku, inilah jawabannya”
Kulihat mata zahra mulai berkaca-kaca, aku memeluknya “Katakan ada apa denganmu dek, kakak tidak mengerti” jawabku

“Aku takut jika aku tidak segera shalat ketika adzan berkumandang, Allah ga kasih aku waktu lagi untuk melaksanakannya, aku takut jantung ini berhenti sedang aku tidak dalam keadaan suci dan aku belum menyambangi rumahNya, aku takut Allah marah padaku atas apa yang kulakukan ketika aku mendengar panggilan dahsyat itu berkumandang dengan merdunya, Aku takut tidak ada waktu lagi buat ku” zahra terisak sambil bersandar di bahuku

“Zah, kamu yang sabar yah”Aku memeluknya dalam dekapanku

“Dan pil-pil ini kak, ini lebih dari sekedar vitamin biasa, ini salah satu cara untuk aku tetap bertahan sampai detik ini, untuk aku bisa menjumpai fajar setiap harinya, untuk aku bertemu waktu dhuha, waktu tahajjud dan waktu-waktu indah lainnya, inilah yang selama ini menemaniku kak, kemanapun aku, dia selalu ada dalam saku tas ku”

“Sejak kapan kamu sakit Zah ??” tanyaku

“Sudah sejak lama kak, seandainya kakak bisa lihat isi jantung ini, mungkin yang kakak lihat bukan segempal daging yang berbentuk lagi, tapi penuh dengan besi-besi seperti per memenuhi setiap ruangnya, Per-per itu lah yang bertugas membantu memompa jantung agar bisa berfungsi setiap harinya, setiap 3 bulan sekali aku harus check up ke dokter dan menggantinya dengan yang baru tanpa mengeluarkan yang lama tersebut, dan kau tau rasanya kak ? sungguh sangat-sangat sakit kak, ketika per-per itu masuk kedalam jantungku rasanya seperti jantungku di robek dengan besi-besi yang runcing dan tajam, Allah sangat sayang padaku kak”Ucapnya lirih

***

Kebersamaan malam itu ternyata adalah kebersamaan terakhir antara aku dan zahra, sudah seminggu ini zahra tidak ada kabarnya, ku coba menjumpai dikampus tapi hasilnya nihil, dan hari ini tepatnya seminggu setelah zahra berada di rumahku dan tidur bersamaku, salah satu temannya memberi kabar bahwa zahra di temukan meninggal dirumahnya.

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.

Kutancap gas kereta ku, mataku menerawang jauh di selingi dengan derasnya air mataku. Sesampainya dirumah zahra sudah kulihat banyak orang memenuhi kediamannya dengan balutan duka dan air mata “Sang Mujahidah Telah Tiada”.

Ku dapat info dari tetangganya bahwa zahra ditemukan meninggal di kamarnya dengan mukena lengkap dengan kaos kaki membalut badannya –MasyaAllah Zah- “dihari terakhirmu pun engkau tetap menjaga dirimu dan menutupnya dengan shalat mu, ya shalat isya malam itu adalah shalat terakhirmu......

“Zahra, syurga telah menunggu mu, selamat jalan Zah” desah ku lirih tak tertahankan

***

Banyak hal yang bisa kita petik dari sosok zahra, dia sosok yang sangat anggun, dengan sikapnya ia mampu bersahabat dengan siapapun, dengan sapaan lembutnya ia mampu mengajak teman-teman nya untuk ikut halaqoh, semangat juang dalam islamnya membuat ia sangat terlihat tangguh, keikhlasannya menerima semua yang ditakdirkan untuknya membuat ia semakin bersinar bahkan di hari terakhirnya di dunia dan  caramu dalam memaknai setiap detik waktu adalah hal yang harus aku miliki.

-Selamat jalan mujahidah shalihah ku-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar