Sabtu, 05 Januari 2013

Ghibah (membicarakan Aib Orang Lain)



Rasulullah Shallahualaihi Wassalam pulang, beliau mendengar dua orang laki-laki dibelakangnya sedang berbincang-bincang  "Lihatlah orang itu, dia mati seperti seekor anjing"
Nabi tidak menanggapi. Lalu beliau melewati tanah kosong yang di atasnya tergeletak bangkai keledai, maka Nabi bersabda "makanlah kalian berdua". Keduanya menjawab "Nauzhubillah"
Nabi bersabda "Kalian berdua telah makan daging saudara kalian"

Salah seorang sahabat berkata tentang ghibah, maka Nabi bersabda kepadanya "cuci mulutmu"
Lalu dia berkata "aku tidak makan daging"
Nabi Bersabda "Tidak, kamu telah memakannya"
Laki-laki itu berkata "aku tidak makan daging"
Nabi Bersabda lagi "kamu telah makan, kamu telah makan daging saudaramu. Cuci Mulutmu !!!

Dua orang wanita sedang berpuasa. Keduanya tersedak keras, keduanya pun bertanya kepada Nabi "Apa yang kami lakukan ?" Nabi menjawab " Muntahkanlah !!" Keduanya berkata "Tetapi kami tidak makan daging" Nabi bersabda "muntahkanlah"
Manakala keduanya muntah, keluarlah daging berlumur darah. Keduanya terheran-heran. Nabi bersabda "itu adalah daging saudara kalian berdua yang kalian bicarakan keburukannya"

Rasulullah saw. bersabda: apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan ghibah? Para sahabat menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui" beliau bersabda: "Engkau menyebutkan sesuatu kejelekan yang ada pada saudaramu" para sahabat berkata:" wahai rasulullah bagaimana jika apa yang dibicarakan tersebut ada padanya? maka rasulullah saw. bersabda: "Apabila apa yang ada padanya sesuai dengan apa yang engkau bicarakan maka engkau telah menggibahnya. Sedangkan apabila apa yang ada padanya tidak sesuai dengan apa yang engkau katakan maka engkau telah berdusta atasnya.” (H.R. Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)

 
Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati, pasti kalian membencinya. Maka bertakwalah kalian kepada Allah, sungguh Allah Maha Menerima Taubat dan Maha Pengasih.”
Inilah beberapa kisah yang menunjukkan besarnya (dosa) Ghibah, semoga bisa menjadi pemicu kita untuk menjauhinya. Semoga Allah menjauhkan kita dari ghibah dan sebab-sebabnya.

Diambil dari Buku Ensiklopedia Kisah Generasi salaf halaman 351-352 dengan sedikit penambahan

Khayrunnisa' Ash-shalihah 06 Januari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar