Jumat, 16 Maret 2012

Sebuah Pelajaran Dari Tukang Becak


Becak, Tukang Becak, Siapa yang tak kenal dengan profesi yang 1 ini, semua orang pasti pernah atau bahkan setiap hari menikmati jasanya, apalagi mahasiswi seperti saya yang tidak bisa mengendarai motor sendiri, kalo tidak angkot yah ujung ujungnya pasti becak,


Berjubel rasanya becak yang ada di kota Medan ini, mungkin bukan hanya medan, tapi kota kota lain juga akan banyak kita temui profesi yang 1 ini, dan macamnya juga beragam, ada yang dengan sepeda, motor dan bentor, begitu juga model dan variasinya juga banyak, sesuai minat pasar kali yah,


Jujur saja, saya kalo mau naik becak selalu lihat lihat becak dan pengemudinya, ya alasannya adalah saya tidak mau "Mogok" di tengah jalan karena alasan saya naik becak adalah karena jam kuliah saya sudah TELAT, makanya saya selalu liat pengemudi dan bentuk becaknya, dan saya lebih suka becak yang depannya tertutup dan agak besar karena selain lapang, bisa agak rilex sedikit duduk di dalamnya,  karena becak adalah tempat yang paling enak untuk mengkhalay di temani debu debu udara pagi kota Medan


Pagi itu jam tangan saya sudah menunjukkan angkat 7.15, jelas, kalo naik angkot saya akan terlambat, karena waktu saya tinggal 15 menit lagi, dan saya putuskan untuk naik BECAK,


Masih teringat dalam ingatan ini lelaki yang tidak terlalu Tua, mungkin seumuran dengan ayahku kali yah, 39, 40 an gitu, memakai kaos oblong warna putih, dan lengkap dengan sarung tangannya membawa saya menuju kampus,


"Balap yah om, udah telat nihh" "cetus ku sambil menaiki bak becak


"Iyah dek" jawab si bapak tukang becak


Tepat di jalan karya, kami melewati bangunan mesjid yang masih belum jadi dan di tengah jalan ada kotak amal untuk pembangunan mesjid,


"Kalo jadi orang kaya enak yah" cetus di bapak memecah khayalan saya


Aku hanya mampu tersenyum dan sesekali melihat wajah di bapak "Emang kenapa omm ??" tanyaku penasaran


" Iyalah, coba kalau kita kaya, pasti bisa ngasih sedekah yang lebih besar, dan pembangungan mesjid ini pun pasti bisa lebih cepat selesainya" Jawabnya sambil terus menatap kedepan


"Bukankah semua nya itu sama om, yang pentingkan kita ikhlas" jawabku seadanya


"Iyah dek, tapi kan kalo kita kaya enak, lah ini miskin, mau ngasih cuma bisa seribu, jadi malu" jawabnya sambil melihatku


"Semua sama ko om, yang penting niat, niat udah baik udah jadi amal buat kita ko," jawabku lagi


" Iyah ya, coba kalo kita kaya, kita bisa memperkerjakan orang lain, jadi tidak penggangguran lagi, bisa bantu perekonomian mereka" tukas lagi secara mantap


ahh, omm, salut sama pemikiran omm, Semoga suatu saat nanti kita bisa menjadi orang Kaya yaa omm, dan tetap ingat akan janji kita semasa kita miskin.


Aku lupa hari itu hari apa, yang jelas yang aku ingat adalah waktu itu sepulang dari kampus hujan deras yang membuat saya tidak mungkin menelpon omm untuk menjemputku, dan kuputuskan untuk naik becak lagi di tengah gerimis manis kota medan,


Setengah perjalanan, si pengemudi mengajak saya mengobrol "Jurusan apa dek" tanyanya ramah


"Akuntansi omm" jawabku seadanya


"Ohh, om juga dulu kuliah, tapi ujung ujungnya supir juga" Ucapnya ketus


Aku mulai simpatik untuk menanyakan hal itu padanya


"Oiaa, omm dulu kuliah dimana ?? jawabku mulai dari pertanyaan sederhana


"Dulu om kuliah di ... (Lupa nama kampusnya, yang jelas salah satu universitas swasta di riau) jurusan Hukum, capek capek kuliah ujung ujungnya supir juga dek" jawabnya sambil menyungging senyum di wajahnya


dan lagi lagi aku hanya mampu tersenyum mendengar ucapannya


"Ya mungkin ijazah SH nya belom bisa kepake sekarang kali omm, suatu saat nanti pasti kepake, yang penting kan udah usaha" jawabku


"Iya, narik becak ini cuma iseng aja buat omm, omm sebenarnya supir di mobil pariwisata dek" ucapnya lagi


"Wah asyik donk om, bisa jalan jalan gratis" jawabku gembira


"Iyah dek, ini om baru pulang dari bali nganter mahasiswa unimed" jawabnya lagi


"Wah, enakk tuh, jalan jalan gratis, banyak orang yang pengen kebali, lah ini omm dengan mudahnya kesana" jawabku


"Ya itu lah enaknya dek, gaji juga besar, tukang becak ini pun gede dek gajinya, sehari bisa lah dapat 200 ribu, tapi belom di potong yah, mungkin sekitar 100 lebih gitu lah sehari" jawabnya lagi


Lagi lagi aku dapat pengetahuan lagi, kita kalo melihat tukang becak yang terpikir oleh kita adalah minimnya pendapat si tukang becak, tapi ternyata lumayan gede juga walau tidak sebanding dengan cucuran keringat yang keluar akibat sengatan matahari, dinginnya air hujan yang kadang membasahi tubuh, dan debu debu jalanan yang membuat kita lusuh....


"Manusia ini kan banyak yang gengsi yah om, misalnya karena dia anggap dirinya Sarjana, dia harus bisa kerja yang mengandalkan Ijazah Sarjana nya itu, jadi dengan begitu dia ga mau kerja selain memakai ijazah nya itu, padahal nyari kerja sekarang susah, bisa bisa ngangur yah om" ucapku sambil menunggu lampu merah yang sedari tadi menemani kami dalam becak


"Iyah dek, padahal kita ga tau juga mana tau dengan pekerjaan kecil ini membaca kita kejalan yang besar, namanya rezeki itukan di tangan Allah yah kan dek" jawabnya lagi


"Iyah om, yang penting tetap semangatt aja lah menghadapi semuanya, eh tapi aku pengen juga bisa jalan jalan gratis kayak omm" Jawabku sambil guyon di dalam becak di sertai guyon si omm juga..


Memberi pelajaran bahwa kita sebagai manusia hanya bisa usaha, doa dan selebihnya Allah yang mengatur, jangan takut untuk mengiyakan sesuatu hal yang walaupun tidak cocok buat kita, tapi asal itu baik, insya Allah itu yang akan membawa kita menuju 1 langkah ke impian kita.

Becak itu melaju kencang membawa aku menuju kerumah, waktu sudah menunjukkan pukul 17.25 WIB, "hari yang melelahkan" gumam ku dalam hati,

Menikmati udara sore kota medan benar benar membuat bulu kuduk ku merinding, bukan karena ada apa apa, tapi karena udara yang sangat dingin waktu itu,

" jurusan apa neng kuliahnya ?" sapa pak becak pada ku

"akuntansi omm" jawabku
"Semester berapa ??" tanyanya melanjutkan pertanyaan
" Baru semester 2 ko omm" jawabku
" Keponakan omm ada juga, dulu kuliah dibagian otomotif, eh sekarang malah jadi model, sering itu omm marahi, udah mahal mahal bayar uang kuliah tapi kerja ga sesuai, kan beda jauh  yah dek ??" tanya si om
" Tapi namanya udah rezeki om, mau diapain lagi coba, semuakan dah di atur juga omm" jawabku polos
" iyah sih, tapi ya Alhamdulillah bisa menghasilkan uang juga, ada juga adeknya kuliah baru 2 taun eh malah nikah, udah gitu suaminya kuli bangunan "
" oia, berarti jodohnya dekat ya om hehe, kalo suami kita orang yang berpendidikan enak yah om, bisa lanjuti kuliah karenakaan kalo nikah ini masih bisa kuliah kan ?" jawabku seadaanya
" ya kayak mana mau kuliah wong kuli ko dek" jawab omm tukang becaknya

" kalo bisa kan kita ini kuliah bahagiain orang tua dulu, ganti semua yang orang tua kasih ke kita" lanjut si omm becak
"iya ya oom, walau ga mungkin bisa ganti semuanya tapi setidaknya kita bisa buat orang tua bangga ya om, karena orang tua ini liat anakknya sukses rasanya udah senengg gitu yah om ?" cetus ku sok gede
"Iya lah dek, makanya bagus bagus adek kuliah"
"Insya Allah om"

ahh, tak terasa perjalanan 15 menit benar benar memberi 1 motivasi dan semangat lagi untuk hidup ku, Bahwa hidup ini indah apabila kita bisa memberi buat orang yang kita sayang, Ayah, Mama, aku memang belom bisa bahagian kalian hingga detik tulisan ini terbit, tapi aku pastikan suatu saat nanti, kalian akan Bangga Padaku !!!

Dear to : Omm becak yang telah memberiku nasehat, Jazakumullah khairan untuk semua inspirasi kata yang membuat aku terbengong dan memahami maknanya !!! Keep Hamasah omm !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar