Selasa, 27 Maret 2012

Cinta Kita Cinta Sehat, Makanya Taubat !!


Ada banyak orang yang telah di lemahkan oleh cinta manusia. Cinta bukan menjadi energi yang mendorong produktivitas amal dunia-akhirat, tetapi menjadi beban yang memberati jiwa untuk bebas berbakti. Luar biasa ke khawatiran dalam diri Abu Bakar Ash Shiddiq atas 'Abdurrahman sang putera yang begitu mencintai Atikah istrinya.

Amat kuat ikatan mereka berdua, seolah tak ada yang bisa memisahnya. Jangan sampai, pikir Abu Bakar, cinta Abdurrahman pada istrinya membuatnya melalaikan jihad dan ibadah.

CERAIKAN ISTRIMU !! begitu perintahnya pada sang putra. Lalu demi mentaati sang ayah, Abdurrahman pun menceraikan istrinya.

Lihatlah perceraian agung ini, bukan karena ketidakcocokkan satu sama lain melainkan sebab kekhawatiran bahwa cintanya akan tumbuh TIDAK SEHAT.

Tentu saja nelangsa perasaan Abdurrahman menanggung beban perceraian itu. Selama ini meski ia mencintai Atika dengan penuh kesungguhan tapi ia tetap berusaha agar cinta itu tak menodai ikrar pada Allah untuk berjihad. Demi Allah ia sudah berusaha. Kini, Perasaan cinta yang begitu menggores itu melahirkan syair yang di kenang sejarah :
"Demi Allah, tidaklah aku melupakanmu 
Walau mentari kan terbit meninggi
Dan tidaklah terurai air mata merpati itu
Kecuali berbagi hati

Tak pernah kudapati orang sepertimu
Menceraikan orang seperti dia
Dan tidaklah orang seperti dia
Dithalaq karena dosanya

Dia berakhlaq mulia, beragama
Dan bernabikan Muhammad
Berbudi pekerti tinggi, bersifat pemalu
Dan halus tutur katanya"

Luluh kemudian hati sang ayah, Abu Bakar Ash-shiddiq. Merekapun diijinkan untuk rujuk kembali. Saat itu lah Abdurrahman bin Abu Bakar menunjukkan kesucian cintanya. Ia buktikan bahwa cinta kepada istri tak pernah melebihi cinta akan Allah, Rasul dan jihad sampai ia syahid dalam perang tak berapa lama kemudian Abdurrahman bin Abu Bakar. Allah Ridho pada mereka berdua, Ayah dan Anak......

Membaca kisah ini menjadikan kita begitu malu. Betapa persepsi kita atas cinta begitu jauh dari apa yang di fahami Abu Bakar maupun Abdurrahman. Cinta suami istri yang halalan thayyiban pun masih membuat mereka risau akan ridha tidaknya Allah. Semantara kita enteng saja mengatakan bahwa kita mencintai si dia karena Allah semata.

Betapa ringan menulis "Inni uhibbukifillah ya ukhtiii, (aku mencintaimu karena Allah ukhty)
Masya Allah.........

Ahh, Memang begitu berat mengelakkan dari ketertarikan dan cinta. Dan seperti sudah kita rasa, masa remaja ini benar-benar dihiasi oleh si merah jambu yang jelita. Tentu saja tidak terlarang menumbuhkan cinta asal ia sehat dan bebas penyakit. Karena Tak seorangpuyn bisa lari dari cinta,maka hendaklah ia merawatnya menuju ufuk cinta yang tinggi, yang sehat dan tak mengganggu kemesraannya dengan Sang Pencipta..

Dikutip dari buku Salim A Fillah, Nikmatnya Menikah tanpa Pacaran,.......

27 Maret 2012,Khayrunnisa' Ash-shalihah

1 komentar: