Kamis, 03 Februari 2011

~~** CINTA INDAH Sang MAMA (T_T) **~~

Bismillahirrohmanirrohim.......

Assalamu'alaikum......^^


Kangen mama,,, ^_^


WAJAH wanita tua itu seperti tersaput mendung.
Matanya terlihat berkaca-kaca. Bibirnya terkatup rapat.
Hatinya gundah, jiwanya berduka. Sosok perkasa pendamping hidupnya sedang tergolek lemah di pembaringan cinta mereka. Sang penyeimbang jiwa itu terkulai lemas di peraduan asmara mereka. Lelaki tua yang masih terlihat gagah itu sudah lebih dari dua pekan tak mampu mengayuh biduk rumah tangganya. Ia tak kuasa menghindar dari penyakit malaria yang datang mendera.

Melihat sang tambatan hati sudah terlelap, perempuan setia itu beranjak pergi mencari buah hatinya. Saat ananda tercinta berada di hadapannya, wanita separo baya itu berkata, ”Nak, apakah kamu mempunyai kelebihan uang?” Sang putra menjawab, ”Punya, Ma.” Sang bunda terlihat tersenyum lega. ”Bolehkah mama pinjam uangmu, Nak?” tanya sang mama penuh harap. ”Ya pasti boleh dong, Ma. Mama perlu berapa?” tanya sang buah hati. Mendengar jawaban ananda, mata sang bunda terlihat berbinar-binar. Wajah teduhnya terlihat berseri-seri saat menjawab, ”Mama hanya perlu sembilan ratus ribu rupiah kok, Nak.”

Setelah menerima uang dari buah hatinya, wanita tua yang masih terlihat cantik itu masuk ke dalam kamarnya. Tak lama kemudian ia kembali memanggil sang buah hati. ”Ada apa lagi, Ma?” tanya sang anak. Setelah menghela nafas panjang, sang mama menjawab, ”Anakku, seperti engkau ketahui, papamu sudah lebih dari dua pekan tergolek sakit sehingga ia tidak bisa mencari nafkah. Sudah saatnya kamu mengetahui bahwa selain mama, kamu mempunyai tiga ibu lagi.” Sang anakpun kaget, terperanjat, dan tertegun. Jiwanya tak menyangka sang mama akan berkata seperti itu.

Belum lagi pulih dari rasa kagetnya, sang mama kembali berkata, ”Karena papamu sakit, maka ia tidak dapat memberi nafkah kepada ibu-ibumu itu. Kasihan papamu, nak. Ia tidak dapat memenuhi kewajibannya. Karena itu mama minta kamu mau mengantarkan tiga amplop ini untuk ketiga ibumu itu. Kalau kamu sudah bertemu dengan mereka, sampaikan salam dari mama dan cium telapak tangan mereka seperti engkau mencium telapak tangan mama.”

Rasa sedih, kecewa, kesal, dan marah bercampur aduk dalam hati anak laki-laki itu. Sejatinya berat bagi dirinya untuk memenuhi permintaan ’aneh’ sang mama itu. Namun, ia tak kuasa melihat mata teduh milik sang mama yang menatap dirinya dengan penuh harap. Dengan berat hati lelaki muda itupun beranjak pergi. Saat berada dalam perjalanan hatinya masih galau, jiwanya masih berduka. Untuk menenangkan hati dan menghibur jiwanya, sang buah hati membuka ketiga amplop titipan mamanya. Alangkah terkejutnya sang anak begitu mengetahui bahwa ketiga amplop itu masing-masing berisi uang tiga ratus ribu.

”Ya Allah, ternyata uang sembilan ratus ribu yang dipinjam mama dariku tadi dibagi rata untuk ketiga madunya,” gumam sang buah cinta dalam hati.
Iapun menarik nafas dalam-dalam. Sejurus kemudian matanya terasa pedih karena menahan air mata agar tidak jatuh membasahi pipi. Terbayang olehnya tubuh renta sang mama yang sedang berjualan gorengan untuk membantu belahan jiwanya yang hanya penjual parfum keliling. Terbayang pula olehnya jemari ibunda yang sudah berkeriput memijat pundak sang suami sepulang berjualan parfum. Anak laki-laki itupun teringat mamanya yang sampai duduk tertidur di sebelah suaminya yang sedang tergolek sakit.

Lelaki muda itu bersyukur karena telah dianugerahiNya seorang mama semulia itu. Pemuda itu berharap agar kelak Allah SWT berkenan memilihkan untuknya seorang wanita yang seindah mamanya. Rasa bangga, kagum, dan hormat kepada sang bunda memenuhi
rongga-rongga jiwanya. Laki-laki muda itu semakin bersemangat menunaikan amanah sang mama untuk mengirimkan amplop-amplop bagi ketiga madu sang bunda. Namun, ia tidak akan mencium telapak tangan ketiga wanita itu karena ia tidak yakin bahwa wanita-wanita itu sama indahnya dengan sang mama.



** Puisi Untuk Mama **

Mama......

Aku ingin mempersembahkan sebuah puisi untukmu

Puisi cinta yang dulu sering kau terima dari papa

Tapi, kata-kataku tak seindah punya papa

Aku juga tak seromantis papa

Namun, kuingin mempersembahkan puisi ini untukmu mama

Aku tak tahu kata-kata apa yang harus kupilih untuk memulai

Bagaimana diksi yang pantas, aku pun bingung

Aku ingin mengumpamakanmu dengan berbagai majas yang dulu kerap papa utarakan padamu

Aku tidak bisa

Dan aku ingin mencoba

Mama.....

Kau bagaikan matahari

Yang selalu menerangi setiap ruang gelapku

Kau tetap tersenyum walaupun hujan mengaburkanmu

Walaupun malam menenggelamkanmu

Kau tetap menerangi hari-hariku

Karena engkau adalah matahariku

Mama......

Kau menjadi inspirasi bagiku untuk terus bangkit

Kau menjadi pompa semangatku

Dan kau adalah hidupku

Aku tak tahu mama

Apa yang akan terjadi padaku

Jika Tuhan memisahkan kita

Mama......

Aku ingin selalu bersamamu

Mendengar suaramu sepanjang waktu

Melihat senyum yang selalu terukir dari bibirmu

Aku buy cheap generic acomplia sangat bersyukur pada Allah

Karena Dia telah melahirkanku dari rahimmu

Karena Dia telah menganugrahiku seorang mama sepertimu

Mama.....

Satu hal yang harus kau tahu

AKU AKAN SELALU MENCINTAIMU

"Copas dari Liza Fathia "



Tidak ada komentar:

Posting Komentar