Jumat, 20 Mei 2011

IKHWAN SEJATI

Seorang remaja pria bertanya pada ibunya, ”Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati!”

Sang Ibu tersenyum dan menjawab…

Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa.


Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati di tempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia mengahdapi lika-liku kehidupan.

Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.

Setelah itu, sang remaja pria kembali bertanya. Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu ?

Sang Ibu memberinya buku dan berkata…

Pelajari tentang dia. Ia pun mengambil buku itu, MUHAMMAD, judul buku yang tertulis di buku itu.

SalamCintaLuarBiasa

AKHWAT SEJATI

Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, “Abi ceritakan padaku tentang akhwat sejati?”

Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum.

Anakku…

Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.


Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.


Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari, keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.


Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.


Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.


Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.“Lantas apa lagi Abi?” sahut putrinya.


Ketahuilah putriku…


Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.


Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.


Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.


Dan ingatlah…


Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.Setelah itu sang anak kembali bertanya,


“Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?” Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, “Pelajarilah mereka!”


Sang anakpun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan “Istri Rasulullah”

SalamCintaLuarBiasa

Rabu, 18 Mei 2011

:)

pengen update status.
tapi sayang,
status masih sama, belum berubah.

status: lajang
 
hehehhehee :D

Doa ku

Ya Allah
Aku tidak meminta sseorang yg sempurna namun aku meminta seseorang yg tidak sempurna,sehingga aku dpt membuatnya sempurna di mataMu,Seorang kekasih yg membutuhkan doaku utk kehidupannya

bilamana akhirnya kami akan bertemu,aku brharap kami berdua dapat mengatakan,Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yg dapat membuat hidupku menjadi sempurna

Kata Teman

kata seorang teman,
Tak harus menjadi orang lain untuk menjadi terkenal dan tak harus menjadi terkenal untuk dikenal orang lain.
Menjadi diri sendiri lebih berarti meskipun terasing dalam kesendirian yang sunyi…

Kurang kerjaan

Paas rehke bhi thi doori Jaane kaise thi majboori Vaqt vo bhi ajeeb tha Jab tu mere kareeb tha Kho gayi tu ye kis jahaan mein Main wahaan hoon dekh to zara

T.T :'( :'( :'(

Hidup

Aku bisa tenang menjalani hidup karena 4 hal :

1. Aku tahu bahwa rezkiku tidak akan jatuh ke tangan orang lain, maka hatiku tenang
2. Aku tahu tugasku tidak akan dikerjakan orang lain, maka aku sibukkan diriku denganNya
3. Aku tahu bahwa Allah selalu melihatku maka aku malu jika aku menjatuhkan diriku dalam lumpur dosa
4. Aku tahu ajal pasti datang, maka aku selalu bersiap-siap menanti

Berkhalawat

"Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat, sebab syaithan menemaninya. Janganlah salah seorang di antara kita berkhalwat, kecuali wanita itu disertai mahramnya" (HR. Imam Bukhari dan Iman Muslim dari Abdullah Ibnu Abbas ra).

Kisah Cinta Sejati

Sahabatku sekalian, taukah kalian arti cinta sejati ? Apakah sahabat pernah mendengar atau mengetahui kisah cinta Qais dan Laila atau kisah cinta Romeo dan Juliet ataukah Laila dan Majnun ?


Apakah kisah cinta seperti itu yang dikatakan sebagai kisah cinta sejati ? Seperti yang sahabat ketahui bahwa kisah cinta mereka tidaklah berakhir di pelaminan bahkan rela mati demi cintanya.


Lalu, cinta seperti apakah yang dikatakan sebagai cinta sejati. Cinta sejati antara dua insan adalah cinta yang terus abadi dalam setelah pernikahan yang berlandaskan atas kecintaan mereka kepada Sang Pemilik Cinta yaitu Allah 'Azza Wa Jalla. Walaupun salah satu meninggal, namun cinta sejati ini terus saja abadi. Kisah cinta siapakah yang begitu indah ini ?


Kisah cinta yang paling indah ini siapa lagi yang memilikinya kalau bukan kisah cinta Junjungan kita, Muhammad Saw kepada Khadijah ra.


Sungguh sebuah cinta yang mengaggumkan, cinta yang tetap abadi walaupun Khadijah telah meninggal.

Setahun setelah Khadijah meninggal, ada seorang wanita shahabiyah yang menemui Rasulullah Saw.

Wanita ini bertanya, "Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak menikah ? Engkau memiliki 9 keluarga dan harus menjalankan seruan besar."


Sambil menangis Rasulullah Saw menjawab, "Masih adakah orang lain setelah Khadijah?" (co cweetttttt :D)


Kalau saja Allah tidak memerintahkan Muhammad Saw untuk menikah, maka pastilah Beliau tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Nabi Muhammad Saw menikah dengan Khadijah layaknya para lelaki. Sedangkan pernikahan-pernikahan setelah itu hanya karena tuntutan risalah Nabi Saw, Beliau tidak pernah dapat melupakan istri Beliau ini walaupun setelah 14 tahun Khadijah meninggal.


Pada masa penaklukan kota Makkah, orang-orang berkumpul di sekeliling Beliau, sementara orang-orang Quraisy mendatangi Beliau dengan harapan Beliau mau memaafkan mereka, tiba-tiba Beliau melihat seorang wanita tua yang datang dari jauh. Beliau langsung meninggalkan kerumunan orang ini. Berdiri dan bercakap-cakap dengan wanita itu. Beliau kemudian melepaskan jubah Beliau dan menghamparkannya ke tanah. Beliau duduk dengan wanita tua itu.


Bunda Aisyah bertanya, "Siapa wanita yang diberi kesempatan, waktu, berbicara, dan mendapat perhatian penuh Nabi Saw ini?"


Nabi menjawab, "Wanita ini adalah teman Khadijah."


"Kalian sedang membicarakan apa, ya Rasulullah?" tanya Aisyah


"Kami baru saja membicarakan hari-hari bersama Khadijah."


Mendengar jawaban Beliau ini, Aisyah pun merasa cemburu.

"Apakah engkau masih mengingat wanita tua ini (Khadijah), padahal ia telah tertimbun tanah dan Allah telah memberikan ganti untukmu yang lebih baik darinya?"


"Demi Allah, Allah tidak pernah menggantikan wanita yang lebih baik darinya. Ia mau menolongku di saat orang-orang mengusirku. Ia mau mempercayaiku di saat orang-orang mendustakanku."


Aisyah merasa bahwa Rasulullah Saw marah. "Maafkan aku, ya Rasulullah."


"Mintalah maaf kepada Khadijah, baru aku akan memaafkanmu." (Hadits ini diriwayatkan Bukhari dari Ummul Mukminin Aisyah)


Sahabatku, apakah mungkin ada cinta seperti itu, yang dapat terus abadi setelah orang yang dicintai meninggal 14 tahun yang telah lewat ? Yupz, karena cinta ini tidak pernah didahului hubungan haram dan karena ketaatan kepada Allah menjadi dasar dalam rumah tangga ini. Rumah tangga yang selalu dihiasi dengan dzikir kepada Allah, bukan rumah yang digunakan untuk mengingat setan.


Bagaimana pendapat kalian, sahabat muda sekalian, apakah kalian tidak ingin menjadikan rumah tangga kalian seperti ini ?. Suami membaca Al-Qur'an bersama istrinya. Betapa agungnya ketika anak-anak mereka turut serta membaca Al-Qur'an.


Menjelang waktu Shubuh tiba, si istri membangunkan suaminya untuk melaksanakan shalat Shubuh. Suami melaksanakan shalat Qiyaam al-lail 2 rakaat bersama istrinya. Seperti apa rumah ini ? Indah nian bukan ? betapa manisnya, betapa indah cinta di dalam rumah tangga ini.


Cobalah, pasti Kita dapat menemukan segalanya berubah, cinta pun bertambah, dan Allah melimpahkan berkah-Nya kepada Kita
wallohua'lamu bishwab

SEMOGA.........


"Menikah jauh lebih baik daripada pacaran"


dikutib dari pacaranislami.blogspot.com

SalamCintaLuarBiasa

UKHTI OH UKHTI !!!

UKHTI OH UKHTI !!!


BISMILLAH.

Jilbabnya lebar dan tertutup rapi
Senyumnya manis merangsang hati
Kalau jalan hanya bumi yang diliati
Kenapa? Uangnya jatuh ya ukhti?
Eh, emang dasar gak ngerti!
Mereka gitu karena jaga hati!


Ukhti oh ukhti
Penginnya selalu berbuat lebih
Kadang rapat gak kenal hari
Pulang malampun tak peduli
Emang dasar si ukhti
Gak mau kalah buat organisasi
Hebat ukhti!!


Ukhti cantik ukhti soleha
Buat khalwat udah gak selera
Tapi jangan pelihara sinetron di otak ya!
Nanti susah ngitung matematika
Dapet rendah baru kerasa!
Jangan suka ngayal makanya!


Ukhti oh ukhti
Betapa banyak yang menyakiti
Apalagi dari kalangan lelaki
Banyak yang janji mengkhitbahi
Eh, tamat kuliah gak datang-datang lagi!
Jodohmu udah ada yang ngatur ukhti
Jangan takut gak kebagian ikhwan sejati


Ukh, gaya bicaramu begitu indah
Sungguh lembut dan terarah
Buat dakwah gak kenal lelah
Tapi ingat, tetap harus jaga izzah!


Ukh, anti memang wanita berkelas
Walau kadang, ruang gerak agak terbatas
Tak boleh out bond yang berat nan keras
Biar malaria gak kambuh dan bikin lemas
Mau flying fox gak bebas
Ketawa ngakak dibilang gak waras
Mempertahankan argument dikatain ngeras
Eh, dibilang gendut malah cemas!
Sabar ukh, ikhlas... ikhlas...


Ukhti saudara seiman
Beli pulsa buat internetan
Kadang kala pake hot spot gratisan
Gabung di FB dan FS buat nambah teman
Dakwah dijadikan alasan
Kok foto anti dipajangkan
Gak takut ada yang jelalatan?
Ukhti.. ukhti.. tak usah cari perhatian!
Apalagi dengan cara kek gituan!
Ahk, malu-maluin teman!


Wahai akhwat sejati
Wanita kepunyaan Sang Pemilik Hati
Mari kita belajar untuk jadi lebih baik lagi
Kita kejar Jannah yang hakiki
Jangan mau berbelok ke dunia fana ini
Mari belajar pada shabiyah yang suci
Tetaplah istiqomah

^'_'^ SalamCintaLuarBiasa

AKHWAT UNTUK SIAPA FOTO ANTI DI PAJANG DI DUNIA MAYA INI ?

akhwat untuk siapa poto anda di pajang di fb ini


Tulisan ini hanya sekedar peringatan buat akhwaat yang masih suka memajang foto-fotonya di internet seperti di Blog, Situs Forum, khususnya di Facebook dimana sekarang hampir semua aktivis dakwah yang melek internet mempunyai akun di situs pertemanan tersebut.



Dari pengamatan saya selama memiliki akun di Facebook yang paling membuat miris adalah banyaknya wanita berjilbab yang memajang foto mereka bahkan beberapa di antaranya ada yang close up. Dari profile mereka ketahuan bahwa sebagian besar dari mereka adalah aktivis dakwah. Bagi yang masih mempunyai foto yang diupload ke FB, FS ataupun lainnya maka saya sarankan untuk segera menghapusnya dengan pertimbangan berikut ini:



1. Anda bisa jadi korban pornografi


Ketika Anda mengupload foto ke internet maka yakinlah foto tersebut sudah bukan milik Anda, tidak ada yang benar-benar privasi di dunia maya. Anda mungkin merasa aman karena foto tersebut tersimpan di akun Anda yang kapan saja kalau mau Anda bisa menghapusnya tapi itu hanya perkiraan Anda. Jutaan orang yang bisa mengakses ke profil Anda, mereka bisa mendownloadnya dan menyebarkannya di tempat lain. Jadi meskipun dikemudian hari Anda menghapusnya tapi ia sudah terlanjur menyebar dan mustahil bagi Anda untuk mencegahnya.


Hal yang paling ditakutkan adalah ketika orang-orang usil mendapatkannya dan “tergoda” untuk menjahili Anda. Ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang benci dengan Islam. Misalnya dengan memanipulasinya dan menjadikan Anda “Bintang Pornografi”. Dengan kecanggihan software pengolah gambar hal itu bisa dilakukan dengan waktu hanya beberapa menit. Setelah itu mereka bisa menebarnya ke ribuan link hanya dalam hitungan detik.


Hal ini sudah pernah terjadi pada seorang artis dimana foto syurnya beredar di internet, sampai-sampai harus menurunkan pakar telematika, Roy Suryo untuk membersihkan namanya dengan menjelaskan bahwa foto tersebut hasil manipulasi. Dan tidak dipungkiri bahwa banyak foto wanita berjilbab bahkan bercadar dengan tubuh telanjang yang bersiliweran di dunia maya, termasuk korbannya adalah salah seorang istri ustadz kondang.


Meski dengan mudah orang menebaknya sebagai sesuatu yang di rekayasa, tapi bukankah itu sudah cukup untuk menghinakan dan melecehkan, namun kitalah memberi peluang kepada orang hasad tersebut untuk melakukannya. Nah, sebelum terlanjur hapus foto Anda dari dunia maya!



2. Anda pajang untuk siapa?


Ada pertanyaan bagi muslimah yang memajang fotonya di internet, foto itu Anda pajang untuk siapa?


Allah subhanahu wa ta’ala telah memerintahkan muslim dan muslimah untuk menjaga pandangannya dari lawan jenis yang bukan mahram. Tak sampai di situ Allah pun memerintahkan masing-masing kepada mereka untuk saling menjaga diri (An-Nur (24): 30-31). Di sini ada simbiosis mutualisme, jika seorang wanita yang menjaga dirinya dengan hijab yang syar’i maka dengan sendirinya laki lain juga akan terjaga pandangannya meski laki-laki tersebut tidak paham agama, nah bagaimana jika laki-laki tersebut juga paham akan agama tentu ia juga menjaga diri dan pandangannya. Sadar atau tidak mereka saling menguatkan dalam kebaikan, dan itulah mungkin maksudnya Allah menegaskan dalam firman-Nya bahwa laki-laki beriman dan wanita yang beriman adalah penolong bagi yang lainnya, dan mereka saling menguatkan dalam keimanan dan keta’atan (QS. at-Taubah (9) : 71.).


Ketika mengupload foto Anda di internet maka anda secara tak langsung telah “menandatangani kontrak” bahwa anda membebaskan siapapun bebas untuk memandang Anda tanpa terkecuali. Terus dimana penjagaan Anda terhadap kehormatan Anda dan orang lain?


Ummul Mu’minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah mengatakan bahwa seandainya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup dan melihat tingkah laku wanita pada zaman tersebut maka tentu beliau akan melarangnya untuk keluar rumah. Perkataan ini beliau katakan ketika para sahabat masih berada di tengah-tengah mereka dan mengajarkan ilmu kepada mereka, mereguk Islam seperti menikmati air langsung dari mata airnya, ketika para muslimah masih menjaga hijab-hijab mereka, bandingkanlah keadaan tersebut dengan sekarang ini dimana kebanyakan wanita sudah tidak bisa menjaga kehormatannya.


Wahai wanita malulah! Wahai para suami cemburulah! Wahai para orang tua jagalah anakmu dari kerusakan! Wahai para ikhwa yang akan menggenapkan separuh agamanya jagalah dirimu dan carilah wanita yang shalehah yang menjaga dirinya serta berlindunglah dari wanita yang masih suka “menjajakan” dirinya.


Wallahu a’lam.

Semoga Bermanfaat

SalamCintaLuarBiasa

Pengakuan seorang istri

Sore itu, aku menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar. Kemudian ada seorang akhwat datang, tersenyum dan duduk disampingku, mengucapkan salam, sambil berkenalan dan sampai pula pada pertanyaan itu,“anti sudah menikah?”


“Belum mbak”, jawabku. Kemudian akhwat itu bertanya lagi,“kenapa?”


Pertanyaan itu hanya bisa kujawab dengan senyuman..ingin ku jawab karena masih kuliah, tapi rasanya itu bukan alasan.


“Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya. “Nunggu suami”, jawabnya.


Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karier. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya padanya,“mbak kerja dimana?”


Entahlah keyakinan apa yg meyakiniku bahwa mbak ini seorang pekerja, padahal setahuku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.


“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi”, jawabnya dengan wajah yang...aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.


“Kenapa?”, tanyaku lagi.


Dia hanya tersenyum dan menjawab,“karena inilah cara satu cara yang bisa membuat saya lebih hormat pada suami”, jawabnya tegas.


Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran.. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.


"Ukhty, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah akan didatangi oleh ikhwan yang sangat mencintai akhirat."



"Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta perbulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari, es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya.


Waktu itu jam 7 malam, suami baru menjemput saya dari kantor, hari itu saya lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Saya capek sekali ukhty. Saat itu suami masuk angin dan kepalanya pusing. Dan parahnya saya juga lagi pusing. Suami minta diambilkan air minum, tapi saya malah berkata,“abi, umi pusing nih, ambil sendiri lah.”


Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya. Menuju ke dapur, saya lihat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalau bukan suami saya? Terlihat lagi semua baju kotor telah dicuci. Astaghfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam?


Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga. Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi demam, tinggi sekali panasnya.


Saya teringat atas perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air minum saja, saya membantahnya. Air mata ini menetes, betapa selama ini saya terlalu sibuk diluar rumah, tidak memperhatikan hak suami saya.”


Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yg diusapnya.


“anti tahu berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700 ribu perbulan. 10 kali lebih kecil dari gaji saya. Dan malam itu saya benar-benar merasa durhaka pada suami saya. Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya. Dan setiap kali memberikan hasil jualannya , ia selalu berkata “umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Diambil ya, buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah2an umi ridho”, begitu katanya.


Kenapa baru sekarang saya merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong pada nafkah yang diberikan suami saya”, lanjutnya.


“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita begitu susah menjaga harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya, dan gampang menyepelekan suami.” Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.



“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua dan saudara-saudara saya tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja . Malah mereka membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan orang lain.”


Aku masih terdiam, bisu, mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.


“Kak, kita itu harus memikirkan masa depan. Kita kerja juga untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini besar. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalau suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah.

Salah kakak juga sih, kalau mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap. Dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantu pun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu.” ceritanya kembali, menuturkan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.



“Anti tau, saya hanya bisa nangis saat itu. Saya menangis bukan karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya dipandang rendah olehnya. Bagaimana mungkin dia maremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia.

Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan. Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah dihadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan...

Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya. Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya. Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya. Semoga saya tak lagi membantah perintah suami. Semoga saya juga ridho atas besarnya nafkah itu.


Saya bangga ukhti dengan pekerjaan suami saya, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan itu. Kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tapi lihatlah suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya.

Semoga jika anti mendapatkan suami seperti saya, anti tak perlu malu untuk menceritakan pekerjaan suami anti pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya...dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram.” Ucapnya terakhir sambil tersenyum manis padaku. Ia kemudian mengambil tas laptonya, bergegas ingin meninggalkanku. Kulihat dari kejauhan seorang ikhwan dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya.

Sambil mengucapkan salam, akhwat tesebut meninggalkanku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.

Ya Allah…

Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling baik dalam hidupku.

Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku...


Subhanallah..


Semoga pekerjaan dan harta tak pernah menghalangi untuk tidak menerima pinangan dari laki-laki yang baik agamanya.



NB : copas from : http://www.facebook.com/notes/fatimah-az-zahra/suami-itu-sebuah-kisah-nyata/10150098549016540

SalamCintaLuarBiasa

♥ SURAT KECIL UNTUK TUHAN ♥

Tuhan...
andai aku bisa kembali
aku tak ingin ada tangisan di dunia ini.

Tuhan...
andai aku bisa kembali
aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku,
terjadi pada orang lain.

Tuhan...
bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu

Tuhan...
bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu

Tuhan...
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
untuk memandang langit dan bulan setiap harinya..

Tuhan...
Ijinkanlah rambutku kembali tumbuh, agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya.

Tuhan...
bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
agar aku bisa memberikan kebahagiaan
kepada ayah dan sahabat-sahabatku

Tuhan...
berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
agar aku bisa memberikan arti hidup
kepada siapapun yang mengenalku..

Tuhan...
surat kecil-ku ini
adalah surat terakhir dalam hidupku
andai aku bisa kembali...

ke dunia yang Kau berikan padaku..

^_^ SalamCintaLuarBiasa



Senin, 09 Mei 2011

JIKA NABI MUHAMMAD DATANG KE RUMAH MU

Jika Nabi Muhammad datang ke rumahmu,
Untuk meluangkan waktu sehari dua hari bersamamu,
Tanpa kabar apa-apa sebelumnya,
...Apakah yg akan kau lakukan untuknya,,,???
Akankah kau sembuyikan buku duniamu,,,?
Lalu kau keluarkan dangan cepat kita hadits di dalam lemari,,,?
Atau akankah kau sembunyikan majalah-majalahmu,,,?
Dan kau hiasi mejamu dengan Qur'an yg telah berdebu,,,?
AKankah kau masih melihat film X di TV,,,?
Atau dengan cepat kau matikan sebelum dilihat Nabi,,,?
Maukah kau mengajak Nabi berkunjung ke tempat yg biasa kau datangi,,,?
Ataukah dengan cepat rencamu kau ganti,,,?
Akankah kau bahagia jika Nabi memperpanjang kunjungannya,,,?
Atau kau malah tersiksa karena banyak yg harus kau sembunyikan darinya,,,?
Jika Nabi Muhammad tiba-tiba ingin menyaksikan,,,!?
Akankah kau tetap mengerjakan pekerjaan yg sehari-hari biasa kau lakukan,,,?
Akankah kau berkata-kata seperti apa yg sehari-hari kau katakan,,,?
Akankah kau jalankan sewajarnya hidupmu seperti halnya jika Nabi tidak kerumahmu,,,?
Sangatlah menarik untuk tahu,,,
Apa yg akan kau lakukan,,,
Jika Nabi Muhammd datang, mengetuk pintu rumahmu,,,?????????

SalamCintaLuarBiasa

Sabtu, 07 Mei 2011

Ini nih Anak Anak Ku :D


^___________^ banyakk nya anak ummi Nisa :D

SEmoga semua jadi anak yang Sholeh dan Sholehah,,


Sayang kalian Semua :D